Riset Ungkap AI Bakal Lebih Boros Listrik ketimbang Tambang Bitcoin

Kompas.com - Diperbarui 03/06/2025, 08:31 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini, penambangan mata uang kripto seperti Bitcoin (Bitcoin mining) dikenal menjadi salah satu aktivitas yang paling boros listrik. Namun, pada akhir 2025 ini, sistem kecerdasan buatan (artificial intelligennce) canggih diramalkan bakal lebih boros listrik dari Bitcoin mining.

Hal ini diungkap oleh Alex de Vries-Gao, seorang kandidat PhD (program doktor/S3) di Institut Studi Lingkungan Vrije Universiteit Amsterdam dalam risetnya yang bertajuk "Artificial intelligence: Supply chain constraints and energy implications".

Ekspansi AI generatif yang cepat seperti sekarang memicu ledakan dalam pembangunan pusat data dan produksi hardware pengolah AI terutama kartu grafis (GPU). Saat beroperasi, data center yang ditopang oleh puluhan hingga jutaan GPU ini berjalan menggunakan energi listrik.

Dalam riset yang dipublikasi di jurnal Joule ini, Alex de Vries-Gao merinci bahwa Nvidia H100, GPU andalan di data center modern, punya konsumsi daya puncak hingga 700 watt terus menerus saat menjalankan model AI yang kompleks. Nvidia diperkirakan menjual sebanyak 1,5-2 juta GPU H100 pada tahun 2024.

Baca juga: Bos Schneider Ungkap Ironi AI, Boros Listrik tapi Bisa Jadi Solusi Hijau

Selain itu, seri Ampere Nvidia yang lebih tua, dengan perangkat A100 unggulan, memiliki TDP 400 W. TDP adalah Thermal Design Power, yakni jumlah panas maksimum yang bisa dihasilkan oleh GPU dalam kondisi operasional normal. 

Data center juga ditenagai GPU lain seperti AMD MI300X yang punya konsumsi puncak hingga 750 W, sedangkan AMD MI250X disebut mencapai 500 W. 

Jika konsumsi daya masing-masing generasi GPU dikalikan dengan jutaan unit yang ada di data center, maka penggunaan energi kumulatifnya bakal sangat besar.

Dalam riset Alex de Vries-Gao, per akhir 2025, data center AI (di luar kripto) diestimasikan mengonsumsi hampir 50.000 magawatt (MW) atau 50 gigawatt (GW) daya listrik pada akhir 2025.

Angka ini jauh lebih besar dari konsumsi listrik penambang Bitcoin yang ditaksir sekitar 20 GW per Maret 2025.

Sistem kecerdasan buatan (artificial intelligennce) canggih diramalkan bakal lebih boros listrik pada akhir 2025, bahkan melampaui aktivitas penambangan mata uang kripto seperti Bitcoin.Alex de Vries-Gao Sistem kecerdasan buatan (artificial intelligennce) canggih diramalkan bakal lebih boros listrik pada akhir 2025, bahkan melampaui aktivitas penambangan mata uang kripto seperti Bitcoin.

Tak hanya itu, prediksi konsumsi listrik AI ini juga lebih besar dari estimasi penggunaan listrik nasional Irlandia (kurang dari 5 GW), hingga Swiss, Austria, Finlandia (kurang dari 10 GW) pada 2023. Bahkan masih lebih besar dibandingkan kebutuhan listrik di Inggris Raya dan Prancis.

Baca juga: 8 Perangkat Elektronik yang Bikin Tagihan Listrik Rumah Membengkak

AI pun diperkirakan akan menyumbang hampir setengah dari semua penggunaan listrik pusat data pada tahun depan, naik dari sekitar 20 persen hari ini.

Badan Energi Internasional juga telah memperingatkan bahwa pertumbuhan AI ini dapat menggandakan konsumsi listrik pusat data dalam waktu dua tahun.

Dengan konsumsi listrik yang sangat besar ini, AI digadang-gadang akan memberi jejak energi yang lebih besar daripada penambangan Bitcoin global, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechSpot, Senin (2/5/2025).

Riset bertajuk Artificial intelligence: Supply chain constraints and energy implications bisa dibaca selengkapnya melalui tautan berikut ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau