Ringkasan berita:
KOMPAS.com - CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai mengungkapkan reaksi dan pandangannya ketika OpenAI "tiba-tiba" merilis chatbot AI "fenomenal", ChatGPT pada November 2022.
Tak butuh waktu lama, ChatGPT pun viral dan menjadi topik panas di dunia AI.
Ketika itu, Pichai mengaku terkejut dan kecolongan start (waktu mulai) dari OpenAI. Namun, Pichai mengakui bahwa OpenAI pantas diberikan kredit sebagai pionir chatbot AI karena merilisnya lebih dulu dibanding chatbot AI Google, Gemini (awalnya bernama Bard saat rilis Maret 2023).
Baca juga: Chatbot AI Google Bard Berubah Nama Jadi Gemini
Ketika OpenAI meluncurkan ChatGPT pada November 2022, dunia teknologi mendadak berubah.
Hanya dalam hitungan minggu, chatbot yang bisa menjawab pertanyaan, menulis puisi, membuat kode, dan berdialog seperti manusia itu menjadi fenomena global.
Bagi banyak orang mungkin itu adalah kali pertama mereka merasakan langsung "keajaiban" AI secara nyata, langsung, dan gratis.
Di sisi lain, perilisan ChatGPT mungkin menjadi guncangan besar untuk Google. Selama bertahun-tahun, raksasa teknologi asal Mountain View, California ini dikenal sebagai pemimpin dunia AI lewat teknologi, seperti Google Translate, Search, DeepMind, dan sebagainya.
Dalam semalam, tiba-tiba, sebuah startup kecil dari San Francisco muncul dan merebut "panggung".
CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai mengungkapkan reaksi dan pandangannya ketika OpenAI tiba-tiba merilis chatbot AI fenomenal, ChatGPT pada November 2022.
Dalam sebuah sesi wawancara di ajang Dreamforce, CEO Salesforce Marc Benioff bertanya langsung kepada Sundar Pichai, tentang momen pertama kali mengetahui ChatGPT dirilis.
"Bagaimana rasanya bagi Google, yang selama ini dianggap “pemimpin absolut AI”, melihat “perusahaan kecil di San Francisco” meluncurkan ChatGPT lebih dulu?", tanya Benioff.
Pichai tersenyum saat mendengar pertanyaan tersebut.
“Benar, kredit memang pantas diberikan untuk OpenAI. Mereka yang pertama merilisnya” kata Pichai.
Baca juga: Riset Ungkap Karyawan Sering Bocorkan Rahasia Perusahaan ke ChatGPT
Menurut Pichai, saat itu Google sebenarnya sudah punya versi internal chatbot sendiri, tetapi belum siap untuk publik.
Timnya masih menemukan berbagai masalah dan belum mencapai standar kualitas yang dianggap pantas untuk dilepas dengan nama Google.