Riset: Bukan Meringankan, AI Malah Tambah Jam Kerja Karyawan

Kompas.com - Diperbarui 27/10/2025, 09:18 WIB
Marsha Bremanda,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

"Pekerja di pekerjaan dengan paparan AI generatif yang lebih tinggi mengalami peningkatan jam kerja yang signifikan dan penurunan waktu luang, setelah diperkenalkannya ChatGPT," tulis riset tersebut.

Baca juga: Pakai TWS atau Headset Saat Kerja Bisa Bantu Tingkatkan Produktivitas

Puncaknya, dari data tahun 2022 dan 2023 (masa ketika ChatGPT mulai digunakan secara luas) rata-rata karyawan menambah waktu kerja hingga 3,15 jam kerja per minggu. 

Sementara untuk waktu luang karyawan, tercatat berkurang hingga 3,20 jam per minggu, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TheRegister, Sabtu (24/10/2025).

Produktivitas meningkat

Dalam temuannya, Jiang dan tim menegaskan bahwa AI memang bisa meningkatan produktivitas karyawan. Namun, masalahnya adalah karyawan tidak selalu mendapat manfaat dari peningkatan tersebut.

Menurutnya, dalam dunia kerja apalagi yang berkaitan dengan AI, ada tiga pihak yang diuntungkan. Tiga pihak tersebut antara lain yaitu organisasi dan pemegang saham, karyawan, dan konsumen.

Akan tetapi, dalam pasar tenaga kerja yang kompetitif, karyawan disebut memiliki daya tawar yang lebih rendah untuk meraih peningkatan produktivitas berkat teknologi AI.

Artinya, meski AI meningkatkan produktivitas mereka, tetapi dampak positif dari penambahan itu cenderung dirasakan oleh pengusaha atau konsumen, bukan karyawan itu sendiri.

"Saya pikir secara umum orang cenderung setuju bahwa teknologi AI tampaknya memberikan keuntungan terbesar bagi konsumen dan perusahaan, dan tidak banyak bagi sebagian besar pekerja," kata Jiang.

Selain karena beban kerja yang meningkat, durasi kerja yang lebih lama juga disebut terjadi akibat pengawasan berbasis AI (AI surveillance). 

Teknologi AI kini disebut banyak digunakan untuk memantau produktivitas karyawan, terutama bagi mereka yang menganut sistem bekerja jarak jauh (remote).

"Pekerja jarak jauh dengan paparan teknologi pengawasan AI yang lebih besar bekerja lebih lama pasca pandemi," tulis riset tersebut.

Studi ini juga menemukan bahwa meski karyawan kerjanya sering terpapar AI cenderung menerima upah yang lebih tinggi, mereka justru melaporkan tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa meski produktivitas meningkat, bahkan sampai menambah waktu bekerja, manfaatnya justru tidak selalu dirasakan oleh karyawan itu sendiri.

"Hasil gabungan menunjukkan bahwa meskipun peningkatan produktivitas yang didorong oleh AI menjanjikan efisiensi yang lebih besar, hal ini justru mengakibatkan jam kerja yang lebih panjang dan kepuasan karyawan yang lebih rendah," tulis riset tersebut. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau