Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Sejarah Hadirnya Orang Portugis di Kampung Tugu

Kompas.com - 27/09/2023, 16:13 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kampung Tugu merupakan sebuah pemukiman di Jakarta Utara yang dihuni oleh orang-orang berkewarganegaraan Portugis sejak lebih dari 300 tahun yang lalu.

Lokasinya bisa ditemui bila menelusuri Jalan Raya Tugu Semper Barat Nomor 20, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

"Kalau melihat orang tugu yang tinggal di kawasan Kampung Tugu, kebanyakan perawakan Portugisnya tidak terlalu terlihat, mungkin karena sudah terjadi perkawinan campuran juga," kata pemandu Wisata Kreatif Jakarta, Yuli saat kegiatan tur wisata jalan kaki rute Kampung Tugu, Jakarta Utara, Rabu (27/9/2023).

Baca juga: Tari Noni Tugu, Tarian Khas Kampung Tugu Jakarta Utara dari Malaka

Sebagian besar orang selama ini mungkin beranggapan bahwa penduduk yang tinggal di Kampung Tugu merupakan keturunan asli Portugis.

Padahal faktanya, kata Yuli, orang yang tinggal di Kampung Tugu bukanlah keturunan asli Portugis, melainkan keturunan asli India.

Lantas bagaimana mereka akhirnya menetap di Kampung Tugu, Jakarta Utara?

Sejarah hadirnya penduduk Kampung Tugu

Yuli menjelaskan, sekitar tahun 1511 hingga 1641 bangsa Portugis menguasai kawasan Malaka, yaitu kawasan perdagangan terbesar di dunia pada saat itu.

Akan tetapi kekuasaan Portugis tidak berlangsung lama, karena sekitar 1648 bangsa Belanda masuk dan mengambil alih kekuasaan Portugis di Malaka.

"Ketika bangsa Belanda masuk, Portugis kalah, dan sekitar 800 tentara Portugis kemudian dibawa ke Batavia oleh Belanda untuk dijadikan budak, pekerja, dan tahanan perang," katanya.

Baca juga: 7 Tempat Liburan di Jakarta Utara, Bisa Piknik Gratis

Sekitar 1661, tentara Portugis kemudian dijanjikan akan dimerdekakan oleh Belanda dengan dua syarat wajib.

Pertama, mereka harus pindah agama sama dengan yang dianut oleh bangsa Belanda, yaitu agama Kristen Protestan. Kedua, wajib menggunakan fam atau nama belakang dari orang Belanda.

"Jadi di sini dulu ada 23 fam Belanda, tapi sekarang tersisa tujuh fam," kata Yuli.

Gereja Tugu, salah satu peninggalan Portugis di Kampung Tugu, Jakarta Utara, Rabu (27/9/2023).Kompas.com/Suci Wulandari Putri Gereja Tugu, salah satu peninggalan Portugis di Kampung Tugu, Jakarta Utara, Rabu (27/9/2023).

Ia melanjutkan, berkurangnya fam Belanda hingga saat ini terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya karena terjadinya perkawinan campuran, ada yang tidak menikah, dan ada pula bangsa Portugis yang tidak punya keturunan laki-laki untuk mewariskan fam keluarga.

Adapun tujuh fam Belanda yang tersisa di Kampung Tugu yakni Abraham, Andreas, Cornelis, Michiels, Salomons, Saymons, Quiko, dan Browne.

Baca juga: 2 Masjid Tua di Jakarta Utara, Ada yang Dibangun Tahun 1527

Sempat ditolak penduduk suku Betawi

Keberadaan orang Portugis di Kampung Tugu pada saat itu sempat ditolak oleh masyarakat lokal, yakni penduduk suku Betawi. Hal ini karena mereka dicurigai sebagai orang yang pro terhadap bangsa Belanda.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Travelpedia
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
Travel News
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Travel News
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
BrandzView
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Travel News
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau