Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Overtourism Landa Desa Hanok Bukchon di Korea Selatan, Pemerintah Sampai Turun Tangan

Kompas.com - 12/07/2024, 18:06 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

Sumber CNN Travel

KOMPAS.com - Overtourism melanda ibu kota Korea Selatan, Seoul. Pemerintah pun sampai turun tangan.

Otoritas setempat akan melakukan pengendalian lebih ketat dan langkah-langkah untuk melindungi distrik desa tradisional bersejarah di kota Seoul dari banyaknya wisatawan yang memenuhi jalanan dan menyebabkan gesekan dengan penduduk setempat.

Salah satunya adalah Desa Hanok Bukchon yang dikenal punya rumah tradisional khas Korea. Ini adalah salah satu tujuan wisata paling populer di Seoul, menarik ribuan pengunjung setiap hari.

Baca juga: Korea Selatan Targetkan 300.000 Turis Indonesia pada Akhir 2024

Terletak di distrik Jongno di pusat kota Seoul, Bukchon berada di dekat ikon budaya lainnya seperti kuil leluhur kerajaan Jongmyo dan istana megah Gyeongbokgung dan Changdeokgung.

Pembatasan jumlah wisatawan

Namun, jumlah wisatawan jauh melebihi jumlah penduduk dan keluhan tentang kebisingan, sampah, dan masalah privasi, terus meningkat.

Dalam upaya untuk meredakan ketegangan dan mengendalikan keramaian, pejabat distrik akan mulai membatasi jumlah wisatawan ke desa populer tersebut mulai Oktober 2024.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Desa tersebut akan ditetapkan sebagai "area manajemen khusus" pertama di negara itu di bawah Undang-undang Promosi Pariwisata Korea Selatan.

Jam malam untuk wisatawan akan diberlakukan setiap hari antara pukul 17.00 hingga 10.00 waktu setempat.

Bus sewaan yang membawa wisatawan akan dibatasi di beberapa bagian. Tujuannya adalah untuk mengurangi lalu lintas dan membuat Bukchon menjadi lebih ramah pejalan kaki.

Baca juga: Kini Tidak Ada Saldo Minimal Tabungan untuk Syarat Urus Visa Korea

Tiga zona berwarna merah, oranye, dan kuning juga akan diterapkan untuk memungkinkan otoritas lokal mengendalikan dan memantau keramaian di area paling padat. Denda juga akan dikenakan pada pelanggar, kata pejabat.

Papan peringatan dalam empat bahasa tentang tingkat kebisingan juga sudah dipasang pada tahun 2018.

Namun, beberapa orang yang tinggal dan bekerja di area tersebut menolak langkah-langkah baru tersebut dan menganggapnya sebagai omong kosong.

Pemilik kafe Lee Youn-hee mengatakan kepada CNN Travel bahwa wisatawan biasanya datang setelah matahari terbenam karena mereka kebanyakan datang untuk berfoto.

Baca juga: Pekerja Samsung Korea Selatan Akan Mogok Kerja Tanpa Batas Waktu

“Di musim dingin, pengunjung sudah datang pukul 5 sore dan selama musim panas mungkin pukul 6 sore karena hari lebih lama. Ini tidak akan membuat banyak perbedaan,” ujar Lee

Masalah Global yang Berkembang

Seoul tidak sendirian. Banyak kota besar di dunia sedang berjuang menemukan keseimbangan antara pendapatan pariwisata dan kesejahteraan penduduk

Halaman:


Terkini Lainnya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Travelpedia
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
Travel News
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Travel News
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
BrandzView
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Travel News
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau