KOMPAS.com - Sebagai bentuk antisipasi maraknya wabah cacar moyet atau monkeypox (Mpox) di Indonesia, langkah-langkah pencegahan seperti saat pandemi Covid-19 akan dilakukan.
"Secara destinasi, di pintu-pintu itu (udara) Kemenkes (Kementerian Kesehatan) sudah allert dan akan memberlakukan hal seperti waktu Covid-19," kata Adyatama Kepariwisatawan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Ia melanjutkan, berdasarkan informasi dari Dirjen Perhubungan Udara, akan dilakukan prosedur pemeriksaan di bandara, terutama untuk penerbangan langsung. Tidak hanya itu, aplikasi elektronik-Healh Alert Card (e-Hac) juga akan diberlakukan kembali.
Baca juga: 88 Kasus Mpox di Indonesia, Menkes: Enggak Usah Khawatir, Bisa Diobati
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa tidak ada larangan perjalanan. Namun, diingatkan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
"Jadi semuanya waspada, tidak perlu ada kepanikan, dan narasi yang kita sampaikan bahwa Indonesia terbuka (untuk kunjungan wisatawan). Tapi kita juga pastikan kesehatan warga kita melalui thermal scanner dan juga pengecekkan fisik saat tiba dari perjalanan," katanya.
Lihat postingan ini di Instagram
Sandi berharap, kondisi kesehatan saat ini dapat dijaga, mengingat akan ada banyak event besar yang akan digelar di Indonesia pada bulan September 2024.
"Kita harapkan ini terpantau dengan baik, atas kerjasama Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, dan kami terus akan membantu untuk menyosialisasikan, kata Sandi, Senin.
Dikutip dari Kompas.com (24/8/2024) kasus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) sudah terdeteksi di Indonesia sejak Agustus 2022 atau tepat dua tahun yang lalu.
Kasus pertama Mpox dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) usai menerima laporan bahwa salah satu warga negara Indonesia (WNI) mengalami gejala Mpox setelah melakukan perjalanan ke luar negeri.
Baca juga: Mpox Tak Akan Berakibat Pandemi Global seperti Covid-19
Sejak saat itulah kasus Mpox terus bertambah dalam dua tahun terakhir dan berdasarkan daa Kemenkes hingga Sabtu (17/8/2024) tercatat kasus Mpox sudah menjangkiti 88 orang di seluruh Indonesia.
Sementara itu, diberitakan Kompas.com (24/8/2024) guna mengantisipasi penyebaran Mpox, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali memasang thermal scanner atau alat pemindai suhu tubuh.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menjelaskan, langkah tersebut diambil menyusul peningkatan status kewaspadaan pada penyakit menular ini.
Diketahui, Kementerian Kesehatan telah menetapkan Mpox sebagai Penyakit Emerging Tertentu Berpotensi Wabah. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan penyakit ini sebagai darurat kesehatan global, pada Rabu (14/8/2024).
"Terkait peningkatan status Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, kami telah berkoordinasi dengan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Denpasar untuk mengambil langkah antisipasi," ujar Handy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (24/8/2024).
Handy mengungkapkan untuk mengantisipasi Mpox masuk ke Indonesia, pihaknya telah menempatkan tiga unit thermal scanner di pintu masuk kedatangan penumpang pesawat dari luar negeri.
Baca juga: Beragam Hoaks Terkait Wabah Mpox, Cek Faktanya...
"Thermal scanner ditempatkan pada area kedatangan internasional yang menjadi titik fokus pencegahan penyebaran Mpox," jelas dia.
Apabila ada penumpang dengan suhu tubuh tinggi dan terindikasi mengalami gejala Mpox, lanjut Handy, petugas bandara akan menyerahkannya kepada pihak BBKK Denpasar untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
"Penumpang tersebut akan diisolasi terlebih dahulu di ruang klinik BBKK Terminal Internasional, sebelum diperiksa ke rumah sakit rujukan," kata dia.
Handy menambahkan, hingga Jumat (23/8/2024), BBKK Denpasar belum melaporkan adanya temuan penumpang yang terjangkit Mpox di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini