KOMPAS.com - Pada 30 September merupakan hari peringatan peristiwa pemberontakan G30S di Indonesia yang menggugurkan pahlawan-pahlawan revolusi.
Wisata sejarah bisa dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut sejarah kelam G30S tersebut di Indonesia dengan mengunjungi tempat bersejarah.
Baca juga: 4 Wisata Sejarah Mengenang Tragedi G-30-S di Jakarta
Salah satunya Monumen Pancasila Sakti di Jakarta Timur di mana terdapat Lubang Buaya atau Sumur Maut menjadi saksi kekejaman PKI, berikut ini terdapat informasi panduan lengkapnya.
View this post on Instagram
Monumen Pancasila Sakti berlokasi di Jalan Raya Pd. Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur.
Monumen Pancasila Sakti dibuka untuk umum setiap hari pukul 08.00 sampai 15.30 WIB, kecuali Senin.
Baca juga: Hari Pahlawan 10 November, Kunjungi 10 Wisata Sejarah di Jakarta
Tiket masuk Monumen Pancasila Sakti cukup terjangkau Rp 5.000 per orang untuk umum, sedangkan pelajar dan mahasiswa Rp 3.000 per orang.
Biaya pemandu Bahasa Indonesia Rp 75.000 per bus, Bahasa Inggris Rp 100.000. Pemuturan film rombongan kurang dari 50 orang Rp 75.000 dan lebih dari 50 orang Rp 1.500 per orang.
Paket parkir mendapat buku panduan dan stiker, bus dan sejenisnya Rp 25.000, mobil Rp 15.000, dan motor Rp 5.000.
Setiap tanggal 5 Oktober (HUT TNI) dan tanggal 10 November (Hari Pahlawan) bebas biaya tiket masuk keculai parkir, pemanduan dan pemutaran film.
Diorama Penculikan Letnan Satu Czi Pierre Tendean di Gedung Paseban di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur, Selasa (12/9/2023).Wisatawan dapat memulai perjalanan sejarah di Monumen Pancasila Sakti dengan menuju ke Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) di Ruang Intro.
Di sini terdapat tiga mozaik foto yang masing-masing menggambarkan:
1. Kekejaman-kekejaman PKI terhadap bangsa sendiri dalam pemberontakan Madiun.
2. Penggalian jenazah korban keganasan PKI dalam Gerakan 30 September 1965.
3. Pengadilan gembong-gembong G30S oleh Mahkamah Militer Luar Biasa.
Baca juga: 3 Tempat Wisata Sejarah di Buleleng Bali, Bisa Jalan Kaki
Pada ruang diorama wisatawan dapat mengetahui peristiwa di berbagai daerah, yaitu:
1. Peristiwa tiga daerah (4 November 1945)
2. Aksi teror gerombolan Ce' Mamat (9 Desember 1945)
3. Aksi kekerasan pasukan ubel-ubel di sepatan Tangerang (12 Desember 1945)
4. Pemberontakan PKI di Cirebon (14 Februari 1946)
5. Peristiwa revolusi sosial di langkat (9 Maret 1946)
6. Pemogokan Buruh Sarbupri di Delanggu (23 Juni 1948)
7. Pengacauan Surakarta (19 Agustus 1948)
8. Pemberontakan PKI di Madiun (18 September 1948)
9. Pembunuhan di Kawedanan Ngawen, Blora (20 September 1948)
10. Pembebasan Gorang-gareng (28 September 1948)
11. Penghancuran PKI di Sooko (28 September 1948)
12. Pembantaian di Dungus (1 Oktober 1948)
13. Muso tertembak mati (31 Oktober 1948)
14. Pembunuhan Massal di Tirtomoyo (4 Oktober 1948)
15. Penangkapan Amir Syarifudin (29 November 1948)
16. Serangan gerombolan PKI di Markas Polisi di Tanjung Priok (6 Agustus 1951)
17. Peristiwa Tanjung Morawa (16 Maret 1953)
18. Lahirnya MKTBP PKI (14 Maret 1954)
19. D.N Aidit Diadili (25 Februari 1955)
20. Kampanye Budaya PKI (25 Maret 1963)
21. Rongrongan PKI terhadap ABRI (1964-1965)
22. Peristiwa Kanigoro (13 Januari 1965)
23. Peristiwa Bandar Betsi (14 Mei 1965)
24. Pawai Ofensif Revolusioner PKI di Jakarta (23 Mei 1965)
25. Penyerbuan Gubernuran Jawa Timur (27 September 1965)
26. Penguasaan Kembali Gedung RRI Pusat (1 Oktober 1965)
27. Peristiwa Kentungan Yogyakarta (21 Oktober 1965)
28. Rapat Umum Front Pancasila (9 November 1965)
29. Penangkapan D.N. Aidit (22 November 1965)
30. Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (MAHMILLUB) (14 Februari 1966)
31. Rakyat Jakarta Menyambut Pembubaran PKI (12 Maret 1966)
32. Operasi Trisula di Blitar Selatan (20 Juli 1968)
33. Penumpasan Gerakan PKI Ilegal Iramani di Purwodadi (27 Januari 1973)
34. Tertembak matinya S.A Sofyan (12 Januari 1974)
Museum Pengkhianatan PKI di area Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (30/8/2023).Setelah itu wisatawan dapat memasuki Museum Paseban yang terdiri dari ruang Diorama menjelaskan berbagai bukti peristiwa G30S sebagai berikut:
1. Rapat-rapat persiapan pemberontakan G30S
2. Latihan Sukarela PKI di Lubang Buaya (5 Juli - 30 September 1965)
3. Jenazah para perwira Angkatan Darat dimasukkan ke dalam sumur maut (1 Oktober 1965)
4. Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
5. Pengangkatan jenazah dari sumur maut (4 Oktober 1965)
6. Upacara pemberangkatan jenazah ke TMP Kalibata Jakarta (5 Oktober 1965)
7. Penculikan Jenderal A.H. Nasution (1 Oktober 1965)
8. Penculikan Letnan Jenderal Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
9. Penculikan Mayor Jenderal R. Soeprapto (1 Oktober 1965)
10. Penculikan Mayor Jenderal M.T. Haryono (1 Oktober 1965)
11. Penculikan Mayor Jenderal S.Parman (1 Oktober 1965)
12. Penculikan Brigadir Jenderal D.I. Pandjaitan (1 Oktober 1965)
13. Penculikan Brigadir Jenderal Soetojo S. (1 Oktober 1965)
14. Penculikan Letnan Satu CZI P.A. Tendean (1 Oktober 1965)
15. Tertembaknya Ajun Inspektur Polisi Tingkat I.K.S Tubun (1 Oktober 1965)
16. Tertembaknya Ade Irma Suryani Nasution (1 Oktober 1965)
Baca juga: 8 Wisata Sejarah dan Budaya di Madura, Ada Tempat Nonton Karapan Sapi
Museum Paseban juga mempunyai ruang teater untuk menayangkan cuplikan film tentang penculikan dan pembunuhan yang dilakukan gerombolan G30S, film tersebut berdurasi 30 menit.
Setelah di sini juga terdapat ruang relik barang-barang peninggalan para pahlawan revolusi, kemudian ada foto-foto pahlwan revolusi dan ruang pameran foto.
Sumur Maut yang ada di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (31/8/2023).Wisatawan dapat melanjutkan wisata edukasi pada bagian pameran taman, di sini kamu dapat mengetahui tempat penyiksaan, rumah bersejarah, dan kendaraan yang digunakan saat peristiwa G30S.
Sumur Maut dengan kedalaman 12 meter dan berdiamater 75 sentimeter menjadi tempat saksi kekejaman G30S.
Ditemukan tujuh jenazah, yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal R. Soeprapto, Mayor Jenderal M.T. Harjono, Mayor Jenderal S. Parman, Brigadir Jenderal D.I. Pandjaitan, Brigadir Jenderal Soetojo Siswomihardjo, dan Lettu Czi Pierre Tendean.
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Kamis (31/8/2023).1. Rumah penyiksaan
2. Diorama penyiksaan
3. Rumah pos komando
4. Rumah dapur umum
Tugu Monumen Pancasila Sakti terletak 45 meter sebelah utara cungkup sumur maut. Patung pahlawan revolusi berdiri dengan latar belakang sebuah dinding 17 meter (melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia) dengan hiasan patung Garuda Pancasila.
Dinding terbentuk trapesium tersebut berdiri di atas landasan yang berukuran 17 x 17 meter kubik dengan tujuh anak tangga menuju pelataran (melambangkan tujuh pahlawan revolusi).
Baca juga: Mengunjungi Gedung Juang 45, Wisata Sejarah di Bekasi
1. Truk Dodge
Mobil truk yang digunakan oleh pemberontak G30S untuk membawa jenazah Brigjen TNI D.I. Pandjaitan.
2. Mobil dinas MEN/PANGAD Letjen Ahmad Yani
3. Mobil Dinas PANGKOSTRAD Mayor Jenderal TNI Soeharto
4. Panser Saraceen
Kendaraan yang dipakai untuk membawa jenazah pahlawan revolusi atas kekejaman G30S, sejenis panser.
Area Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Wisatawan yang tertarik menuju Monumen Pancasila Sakti yang tidak membawa kendaraan sendiri bisa menaiki angkutan umum:
1. Mikrolet M.28 jurusan Kampung Melayu-Pondok gede
2. Angkutan kota jurusan: Cililitan - Pondok Gede - KWK Chandra 04.UKI - Pondok Gede - Pasar Rebo KWK 461.
Kampung Rambutan - Pondok Gede - Ujung Aspal Kranggan K 06.
3. Metro mini T.45 jurusan Pulo Gadung - Pondok Gede - Taman Mini Indonesia Indah.
4. Naik LRT dengan tujuan ke Stasiun LRT TMII
5. Naik JAK.36 (Cilangkap-Cililitan) dari Jasamarga Toll Road Maintenance, lewati satu pemberhentian lalu turun di Pondok Gede Raya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang