DUBAI, KOMPAS.com - Dari kejauhan, pulai Sir Bani Yas tampak hanya seperti hamparan pasir gurun yang gersang dan tak menarik. Semakin mendekat, tampaklah sedikit-sedikit payung-payung pantai, tanda bahwa ada tempat berjemur di pinggir pantai.
Saat kapal pesiar Resorts World One, Sabtu (2/11/2024) sore hari itu merapat, makin jelas hamparan pasir putih dengan bercak-bercak putih kerang. Birunya laut membuat penampilah pantai ini makin kontras.
Ketika kaki ini menapak di pulau tersebut, angin pantai yang segar pun menyapa. Teriknya matahari negara Timur Tengah rasanya tak terasa menyengat karena angin yang berembus.
Rombongan kami langsung diajak naik ke mobil tur safari yang terbuka kanan-kirinya. Ada perasaan takut bakal diterkam Cheetah yang katanya berkeliaran bebas di pulau tersebut. Untungnya (atau malah sayangnya?) kami tak bertemu hewan tersebut.
Baca juga: Menikmati Wisata Keluarga di Dubai, Kota Ramah Anak dengan Ragam Atraksi
Dalam perjalanan kurang lebih 60 menit, kami mengelilingi cagar alam seluas 1.400 hektar, rumah bagi banyak spesies, mulai dari Oryx Arab, burung unta Somalia, rusa dan kijang, jerapah, dan lumba-lumba.
Kontur pulau ini juga beragam, mulai dari gurun pasir yang halus, padang rumput yang hijau, sampai bukit pasir yang hitam. Siapkan kacamata hitam anda dan kamera dengan baterai yang full karena anda tak akan bisa berhenti untuk memotret.
Beberapa hewan bahkan berlari mengejar mobil kami, mungkin penasaran atau mungkin lapar, hehehe. Informasinya, perilaku mereka lebih "liar" lagi jika sudah sore menuju malam. Berani keliling malam-malam?
Baca juga: Rekomendasi Tempat Wisata Saat Transit Umrah di Dubai, dari Kota Tua hingga Museum Supercanggih
Dikutip dari situs Environment Agency Abu Dhabi, Pulau Sir Bani Yas adalah pulau terbesar di lepas pantai Abu Dhabi dan dulunya merupakan pulau pribadi mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri UEA.
Pulau Sir Bani Yas pertama kali disebutkan dalam literatur Eropa sekitar tahun 1590 oleh Gasparo Balbi, seorang pedagang dan penjual perhiasan asal Italia, yang menyebutnya sebagai lokasi di wilayah tempat ditemukannya mutiara. Tradisi pembuatan mutiara terus menjadi penting hingga awal abad ke-20.
Pada tahun 1971, mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, Bapak Pendiri Uni Emirat Arab, mendeklarasikan Pulau Sir Bani Yas sebagai cagar alam. Sekarang, pulau ini menjadi Taman Margasatwa Arab dan luasnya mencapai 1.400 hektar.
Taman ini merupakan tempat perlindungan bagi ribuan hewan dan burung asli yang berkeliaran bebas, dan juga memiliki program pengembangbiakan dan relokasi hewan.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Wisata ke Dubai?
Untuk menuju ke pulau Sir Bani Yas, anda bisa memilih berangkat dari Abu Dhabi atau Dubai. Pengalaman saya kemarin, berangkat hari Jumat dari Dubai menumpang kapal pesiar Resorts World One dan tiba Sabtu siang.
Keberangkatan juga bisa dari kota Abu Dhabi. Dari ibu kota Uni Emirat Arab ini, butuh perjalanan darat 3 jam dan menyambung kapal feri dari Dermaga Jebel Dhana selama 1 jam.
Setelah berkeliling dengan mobil safari 4X4, menepilah sejenak di pinggir pantai yang sunyi. Rasakan suara hempasan ombak yang lembut yang bakal membuat pikiran anda rileks. Tambahkan sensasi kesegarannya dengan memesan minuman dingin dari kios-kios kecil yang ada di pinggir pantai.
Baca juga: Jumlah Wisatawan Indonesia di Dubai Naik 5,9 Persen Januari-Juni 2024
Bagaimana jika ingin berenang? Silakan saja!
View this post on Instagram
Ada dua penjaga pantai yang berjaga saat saya mengunjungi pantai itu. Mereka terus mengawasi dan sesekali mengingatkan orang-orang yang berenang untuk tidak melewati batas yang sudah ditentukan.
Jangan khawatir tentang tempat bilas ataupun toilet. Banyak berjejer toilet dengan kipas besar, sehingga tak terasa sumuk di dalam "container" toilet. Air bersih mengalir deras, tissue toilet tak pernah putus. Wah!