Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pengembalian Prasasti Pucangan, Langkah Strategis Diplomasi Kebudayaan Indonesia di India

Kompas.com - 24/01/2025, 16:27 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, mendampingi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam kunjungan kenegaraan ke India pada tanggal 24-26 Januari 2025.

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka mempererat hubungan bilateral di bidang kebudayaan antara Indonesia dan India, dua negara yang memiliki sejarah panjang hubungan budaya yang dimulai sejak ribuan tahun lalu.

Program pertukaran budaya 2025-2028

Sebagai bagian dari kunjungan tersebut, Menteri Fadli Zon bersama Menteri Kebudayaan India, Shri Gajendra Singh Shekhawat, akan menandatangani Program Pertukaran Budaya Periode 2025-2028.

Program ini mencakup berbagai kerja sama strategis di bidang bahasa, sastra, museum, seni visual, seni pertunjukan, sejarah, arkeologi, film, serta perlindungan pengetahuan tradisional.

Baca juga: Apa Itu Prasasti Pucangan dan Mengapa Begitu Penting bagi Indonesia?

“Melalui kerja sama ini, kita berharap hubungan diplomatik dan budaya antara Indonesia dan India semakin erat, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara,” ungkap Fadli Zon dalam rilis yang Kompas.com terima, Jumat (24/1/2025).

Upaya repatriasi Prasasti Pucangan

Salah satu agenda penting dalam kunjungan ini adalah upaya diplomasi kebudayaan untuk mengembalikan Prasasti Pucangan atau Calcutta Stone ke tanah air.

Prasasti Pucangan, yang saat ini disimpan di Museum India di Kolkata, merupakan salah satu artefak sejarah penting dari era kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara.

Menteri Fadli Zon dijadwalkan meninjau prasasti ini secara langsung di Museum India sebagai bagian dari langkah strategis untuk mempercepat proses repatriasi.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan di G20 Salvador da Bahia, Brasil, pada November lalu, Indonesia telah secara resmi mengajukan permintaan repatriasi Prasasti Pucangan kepada pemerintah India.

Dalam kesempatan itu, Menteri Fadli Zon menekankan pentingnya pembentukan tim repatriasi bersama antara Indonesia dan India. Tim ini bertujuan untuk mengkoordinasikan upaya pelindungan dan pemulihan benda bersejarah yang menjadi warisan budaya dunia.

Komitmen India dalam pelindungan warisan budaya

India telah menunjukkan komitmen dalam upaya pelindungan benda bersejarah melalui Kashi Cultural Pathway, sebuah inisiatif yang disepakati pada pertemuan Menteri Kebudayaan G20 di India tahun 2023.

Inisiatif ini menekankan pentingnya dialog dan kerja sama internasional dalam pengembalian benda budaya sebagai salah satu cara mempererat hubungan diplomatik antarnegara.

Baca juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Ajukan Repatriasi Prasasti Pucangan dari India

Menteri Fadli Zon mengapresiasi langkah India tersebut dan berharap penandatanganan Program Pertukaran Budaya 2025-2028 dapat menjadi landasan kuat bagi upaya bersama dalam pengembalian Prasasti Pucangan.

“Kami berharap kerja sama ini dapat mendorong terwujudnya perlindungan, pemulihan, dan pengembalian benda-benda bersejarah yang merupakan bagian dari identitas budaya bangsa kita,” tegasnya.

Kunjungan ini juga menjadi pengingat akan ikatan sejarah dan budaya yang mendalam antara Indonesia dan India. Menteri Fadli Zon menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa kerja sama budaya adalah fondasi penting bagi diplomasi dan persahabatan kedua negara.

Prasasti Pucangan di Kolkata, India, pada 2011.Arlo Griffith via India History Prasasti Pucangan di Kolkata, India, pada 2011.

“India dan Indonesia memiliki ikatan sejarah dan budaya yang kuat. Kunjungan ini menegaskan komitmen kita untuk terus mempererat hubungan kebudayaan yang telah terjalin sejak berabad-abad lalu,” pungkasnya.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia berharap proses repatriasi Prasasti Pucangan dapat segera terealisasi sebagai simbol keberhasilan diplomasi kebudayaan dan penghargaan terhadap sejarah bersama kedua negara.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau