KOMPAS.com - Wilayah Kashmir, yang terletak di bagian barat laut anak benua India, telah menjadi pusat sengketa geopolitik selama lebih dari tujuh dekade.
Terbagi dan diperebutkan oleh India, Pakistan, dan sebagian oleh China, Kashmir tidak hanya menjadi simbol konflik berkepanjangan, tetapi juga merupakan salah satu zona paling termiliterisasi di dunia.
Kashmir mencakup wilayah seluas lebih dari 222.000 kilometer persegi dan berbatasan langsung dengan China (Xinjiang dan Tibet), Afghanistan, serta negara bagian India seperti Punjab dan Himachal Pradesh.
Wilayah ini didominasi oleh pegunungan tinggi seperti Pegunungan Himalaya, Pegunungan Karakoram, dan Dataran Tinggi Ladakh. Di sinilah terletak K2, puncak tertinggi kedua di dunia setelah Everest.
Baca juga: Penembakan di Kashmir Tewaskan 26 Turis, Berikut 5 Faktanya
Wilayah ini memiliki kondisi geografis dan iklim yang beragam, mulai dari dataran subtropis di barat daya hingga kawasan alpine yang dingin di pegunungan tinggi.
Variasi topografi ini menjadikan Kashmir sebagai rumah bagi berbagai kelompok etnis dan budaya, seperti umat Islam yang mayoritas di Lembah Kashmir dan Azad Kashmir, umat Hindu di bagian timur Jammu, serta komunitas Buddha Tibet di wilayah Ladakh.
Konflik Kashmir berakar pada pembagian India oleh Inggris tahun 1947. Saat itu, Maharaja Kashmir, Hari Singh, seorang Hindu yang memerintah wilayah mayoritas Muslim, semula enggan memilih antara India atau Pakistan.
Namun, setelah invasi pasukan suku dari Pakistan, ia meminta bantuan militer India dan menandatangani Instrument of Accession, menyerahkan urusan luar negeri dan pertahanan kepada India.
Hal ini memicu perang pertama India-Pakistan (1947–48), yang berujung pada pembagian wilayah Kashmir.
Pakistan menuntut referendum sesuai resolusi PBB untuk menentukan nasib Kashmir, sementara India berpendapat bahwa pemilu-pemilu di wilayah tersebut sudah menunjukkan kehendak rakyat untuk tetap bersama India.
Kedua negara kembali berperang pada 1965 dan nyaris berkonflik lagi pada 1999 di Kargil, meskipun telah menyepakati Line of Control (LoC) pada Simla Agreement 1972.
Baca juga: Alasan Kenapa Kashmir Menjadi Rebutan India-Pakistan
Selain itu, sejak akhir 1980-an, Kashmir India mengalami pemberontakan bersenjata yang didukung oleh kelompok militan, menyebabkan puluhan ribu korban jiwa.
India merespons dengan menerapkan Armed Forces Special Powers Act (AFSPA), undang-undang kontroversial yang memberi kekuatan besar kepada militer.
China mulai ikut campur pada 1950-an dan menguasai wilayah Aksai Chin di bagian timur Kashmir pada tahun 1962 setelah perang singkat melawan India.
Saat ini, tiga kekuatan besar — India, Pakistan, dan China — masing-masing menguasai bagian dari wilayah bersejarah Kashmir.