Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kashmir, Titik Panas di Tengah Dinginnya Pegunungan Himalaya

Kompas.com - 26/04/2025, 17:05 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

Sumber BBC, Britannica

KOMPAS.com - Wilayah Kashmir, yang terletak di bagian barat laut anak benua India, telah menjadi pusat sengketa geopolitik selama lebih dari tujuh dekade.

Terbagi dan diperebutkan oleh India, Pakistan, dan sebagian oleh China, Kashmir tidak hanya menjadi simbol konflik berkepanjangan, tetapi juga merupakan salah satu zona paling termiliterisasi di dunia.

Letak dan karakteristik alam Kashmir

Kashmir mencakup wilayah seluas lebih dari 222.000 kilometer persegi dan berbatasan langsung dengan China (Xinjiang dan Tibet), Afghanistan, serta negara bagian India seperti Punjab dan Himachal Pradesh.

Wilayah ini didominasi oleh pegunungan tinggi seperti Pegunungan Himalaya, Pegunungan Karakoram, dan Dataran Tinggi Ladakh. Di sinilah terletak K2, puncak tertinggi kedua di dunia setelah Everest.

Baca juga: Penembakan di Kashmir Tewaskan 26 Turis, Berikut 5 Faktanya

Wilayah ini memiliki kondisi geografis dan iklim yang beragam, mulai dari dataran subtropis di barat daya hingga kawasan alpine yang dingin di pegunungan tinggi.

Variasi topografi ini menjadikan Kashmir sebagai rumah bagi berbagai kelompok etnis dan budaya, seperti umat Islam yang mayoritas di Lembah Kashmir dan Azad Kashmir, umat Hindu di bagian timur Jammu, serta komunitas Buddha Tibet di wilayah Ladakh.

Sejarah konflik Kashmir sejak 1947

Konflik Kashmir berakar pada pembagian India oleh Inggris tahun 1947. Saat itu, Maharaja Kashmir, Hari Singh, seorang Hindu yang memerintah wilayah mayoritas Muslim, semula enggan memilih antara India atau Pakistan.

Namun, setelah invasi pasukan suku dari Pakistan, ia meminta bantuan militer India dan menandatangani Instrument of Accession, menyerahkan urusan luar negeri dan pertahanan kepada India.

Hal ini memicu perang pertama India-Pakistan (1947–48), yang berujung pada pembagian wilayah Kashmir.

Pakistan menuntut referendum sesuai resolusi PBB untuk menentukan nasib Kashmir, sementara India berpendapat bahwa pemilu-pemilu di wilayah tersebut sudah menunjukkan kehendak rakyat untuk tetap bersama India.

Kedua negara kembali berperang pada 1965 dan nyaris berkonflik lagi pada 1999 di Kargil, meskipun telah menyepakati Line of Control (LoC) pada Simla Agreement 1972.

Baca juga: Alasan Kenapa Kashmir Menjadi Rebutan India-Pakistan

Selain itu, sejak akhir 1980-an, Kashmir India mengalami pemberontakan bersenjata yang didukung oleh kelompok militan, menyebabkan puluhan ribu korban jiwa.

India merespons dengan menerapkan Armed Forces Special Powers Act (AFSPA), undang-undang kontroversial yang memberi kekuatan besar kepada militer.

Peran China dalam konflik

China mulai ikut campur pada 1950-an dan menguasai wilayah Aksai Chin di bagian timur Kashmir pada tahun 1962 setelah perang singkat melawan India.

Saat ini, tiga kekuatan besar — India, Pakistan, dan China — masing-masing menguasai bagian dari wilayah bersejarah Kashmir.

Wilayah Kashmir yang menjadi sumber ketegangan antara India dan Pakistan sejak 1940-an.Wikimedia Commons Wilayah Kashmir yang menjadi sumber ketegangan antara India dan Pakistan sejak 1940-an.

Halaman:


Terkini Lainnya
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau