Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, Bolehkah Pendaki Kelelahan Ditinggal Sendirian?

Kompas.com - 25/06/2025, 16:00 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Turis asal Brasil, bernama Juliana (27) yang jatuh di Gunung Rinjani telah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di jurang kedalaman 600 meter pada Selasa (24/6/2025).

Diketahui, Juliana melakukan pendakian bersama enam rekannya menuju Pos Pelawangan Sembalun dengan ditemani pemandu.

Diberitakan Kompas.com (22/6/2025), diketahui Juliana sempat mengalami kelelahan dan disarankan beristirahat oleh pemandu wisata yang mendampinginya. Sementara itu, menurut kabar yang beredar, pemandu dan rekannya yang lain melanjutkan perjalanan.

Baca juga: Sebelum Terjatuh di Gunung Rinjani, Turis Asing Sempat Kelelahan dan Diminta Istirahat

Namun, setelah mengetahui Juliana tidak kunjung menyusul, pemandu tersebut kembali ke lokasi tempat Juliana beristirahat sebelumnya, dan mendapati Juliana sudah tidak ada di lokasi.

Melihat situasi saat pendaki yang kelelahan dan diduga ditinggalkan oleh pemandu dan rekannya, menimbulkan pertanyaan bagi sebagian besar warganet.

Bolekah pendaki yang kelelahan ditinggal sendirian?

Pendaki kelelahan tidak boleh ditinggal sendirian

Jalur pendakian di Gunung RinjaniDokumentasi pribadi Jalur pendakian di Gunung Rinjani
Menurut penjelasan Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Rahman, pendaki yang kelelahan tidak boleh ditinggalkan sendirian.

"Secara prinsip buddy system, tidak boleh meninggalkan teman atau anggota tim pendakian sendiri," kata Rahman kepada Kompas.com, Selasa (24/6/2025).

Buddy system dalam pendakian gunung adalah sistem setiap setiap pendaki memiliki rekan yang selalu bersama-sama, menjaga, dan membantu selama pendakian. Buddy system bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan pendaki. 

Dengan adanya buddy system, pendaki tak akan mendaki sendirian dan bisa saling mengawasi, berbagi beban, serta memberikan pertolongan pertama jika diperlukan.

Baca juga: Viral Pendaki Diduga Meninggal di Gunung Gede Pangrango, Ternyata Hipotermia

Rahman memaparkan, alih alih meninggalkan pendaki kelelahan sendirian, tindakan yang harus diambil saat ada pendaki yang merasa kelelahan yaitu STOP (stop, thinking, observation, dan plan).

Pertama, pendaki harus beristirahat, kemudian lakukan pengecekan kondisi vital kesehatannya, dan lakukan pertolongan pertama sesuai kondisi jika diperlukan. Selain itu, penting untuk menjaga asupan makan dan minum pendaki tersebut.

Apabila setelah istirahat kondisi pendaki kembali stabil, bisa melanjutkan perjalanan dengan jalan pelan-pelan terlebih dahulu.

"Harus didampingi pemandu atau teman pendaki, jangan ditinggal sendiri, berikan motivasi, dan observasi berkala," kata Rahman.

Namun, sambung Rahman, apabila pendaki merasa tidak kuat secara fisik, kesehatan, dan mental, sebaiknya bawa turun kembali ke perkemahan dengan pendampingan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta – Kupang, Lebih Cepat Tanpa Transit
Super Air Jet Buka Rute Jakarta – Kupang, Lebih Cepat Tanpa Transit
Travel News
Turis Amerika Nonton Reog Ponorogo di TMII, Malah Salfok dengan Angklung
Turis Amerika Nonton Reog Ponorogo di TMII, Malah Salfok dengan Angklung
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau