JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya vila ilegal disebut menjadi salah satu faktor turunnya kinerja pariwisata Indonesia.
Menurut Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani, keberadaan usaha-usaha ilegal tersebut dapat memperparah tekanan pariwisata yang sedang terjadi.
“Kami melihat ada penambahan suplai oleh pelaku ilegal, terutama di destinasi seperti Bali,” kata Hariyadi dalam jumpa pers Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (30/7/2025).
Untuk diketahui, baru-baru ini, kabar pembongkaran vila ilegal di Bali kembali menjadi sorotan.
Baca juga: Naik Kereta Cuma Rp 16.000 dari Jakarta, 10 Wisata Dekat Stasiun Bandung
Diketahui, ada pembongkaran paksa dilakukan pada 48 bangunan ilegal yang terjadi di kawasan Pantai Bingin, Desa Pecatu, Kabupaten Badung pada Senin (21/7/2025).
Menjamurnya vila ilegal dan biro perjalanan tidak bertanggung jawab dinilai dapat mengancam kondisi pariwisata nasional.
"Maraknya usaha yang sebetulnya legalitasnya itu dipertanyakan. Akses dari PT perorangan yang bikin usaha sendiri, menipu, lalu kabur," kata Hariyadi.
"Banyak biro perjalanan wisata yang komplain soal ini (vila ilegal)," tambah Hariyadi.
Baca juga: Wisata ke Menara Tun Mustapha, Bangunan Mirip Roket di Kota Kinabalu