"Ada cukup banyak ahli yang terlibat dalam kegiatan ini, karena kita ingin terlebih dahulu mengetahui sejauh mana tingkat kerusakan dari situs Gunung Padang ini," kata arkeolog yang akrab disapa Abe kepada Kompas.com, Jumat (1/8/2025) malam.
Baca juga: Berpotensi Jadi Piramida Tertua di Dunia, Di Mana Letak Gunung Padang?
Abe mengatakan, kegiatan pemugaran situs Gunung Padang akan dilakukan secara bertahap dan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya serta Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Register Nasional dan Telestarian Cagar Budaya.
Adapun tahapan pemugaran yang dilakukan dalam tiga tahap yaitu Pra Pemugaran, Pemugaran dan Pasca Pemugaran.
"Nah yang akan kita lakukan saat ini adalah tahap yang paling awal ya. Ada studi kelayakan dan studi teknis ya. Fokus kita di beberapa bulan awal ini adalah kajian, kita akan periksa betul bagaimana kondisi situs Gunung Padang saat ini," ujar Abe.
Abe mengatakan, pemugaran dan penelitian situs megalitikum Gunung Padang akan melibatkan sekitar 100 ahli di bidangnya dan diperkirakan memakan waktu 3-4 tahun.
"Ada cukup banyak ahli yang terlibat dalam kegiatan ini, karena kita ingin terlebih dahulu mengetahui sejauh mana tingkat kerusakan dari situs Gunung Padang ini," kata Abe.
Abe mengatakan, kegiatan pemugaran situs Gunung Padang akan dilakukan secara bertahap dan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya serta Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Register Nasional dan Telestarian Cagar Budaya.
Baca juga: Gunung Padang di Cianjur, Punya Situs Megalitikum Terbesar di Asia Tenggara
Abe menerangkan, para ahli yang terlibat berasal dari bidang arkelogi, geologi, geofisika, geografi, topografi atau pemetaan, stratigrafi, hidrologi, teknik sipil, geoteknik, ilmu-ilmu sosial budaya, biologi, arsitektur, planologi, dan masih ada beberapa ahli lainnya.
Ia menegaskan, seluruh ahli yang terlibat dalam pemugaran situs Gunung Padang berasal dari Indonesia.
"Pada tahap awal pemugaran situs Gunung Padang, kami akan memaksimalkan para peneliti, para ahli dari bangsa Indonesia sendiri. Kita banyak sekali ahli yang sudah mendunia sebenarnya. Kali ini kami minta, kami harapkan kiprahnya untuk melakukan pemugaran situs Gunung Padang," tambah Abe.
Proses pemugaran, lanjut Abe, juga akan melibatkan warga setempat di sekitar situs Gunung Padang.
"Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami tidak akan terburu-buru, kami akan sangat berhati-hati, dan juga akan melibatkan warga setempat. Karena warga setempat yang sudah lama tinggal di sekitar situ (Gunung Padang), akan memberikan informasi yang baik kepada kami," tambah Abe.
Adapun informasi yang akan diberikan oleh warga setempatnya misalnya daerah rawan gempa, wilayah rawan longsor, aliran air hujan, dan informasi-informasi penting di sekitar situs Gunung Padang.
Menurutnya, situs megalitikum Gunung Padang saat ini perlu untuk dipugar. Keputusan itu diambil berdasarkan riset, kajian, dan studi kelayakan yang dilakukan oleh para peneliti.
"Berdasarkan studi kelayakan memang situs ini layak untuk dipugar ya. Nah, mengapa situs Gunung Padang layak atau penting untuk dipugar? Karena situs ini merupakan bukti peninggalan megalitik ya dari Batu Besar sejak jaman prasejarah yang terbesar di Indonesia. Bahkan terbesar di Asia Tenggara," kata Abe.
Baca juga: Gunung Padang Disebut Bisa Jadi Piramida Tertua di Dunia, Ketahui 6 Faktanya
Temuan di lapangan, beberapa bagian situs Gunung Padang sudah rusak. Kerusakan yang ditemukan yaitu batunya copot, batu yang patah, dan sususan batu yang ambruk.
"Jadi kita berdasarkan undang-undang cagar budaya jika ada peninggalan yang penting maka diberi status ya. Situs Gunung Padang punya status cagar budaya peringkat nasional. Jadi ini tinggi sekali," kata Abe.
Dengan pemugaran, situs Gunung Padang diharapkan bisa berusia lebih panjang dan bisa dilihat oleh generasi kini dan mendatang.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini