Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Gunung Padang Akan Dipugar, Apa Kesulitan yang Akan Dihadapi Tim?

Kompas.com - 02/08/2025, 08:08 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

"Ada cukup banyak ahli yang terlibat dalam kegiatan ini, karena kita ingin terlebih dahulu mengetahui sejauh mana tingkat kerusakan dari situs Gunung Padang ini," kata arkeolog yang akrab disapa Abe kepada Kompas.com, Jumat (1/8/2025) malam.

Baca juga: Berpotensi Jadi Piramida Tertua di Dunia, Di Mana Letak Gunung Padang?

Abe mengatakan, kegiatan pemugaran situs Gunung Padang akan dilakukan secara bertahap dan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya serta Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Register Nasional dan Telestarian Cagar Budaya.

Adapun tahapan pemugaran yang dilakukan dalam tiga tahap yaitu Pra Pemugaran, Pemugaran dan Pasca Pemugaran.

"Nah yang akan kita lakukan saat ini adalah tahap yang paling awal ya. Ada studi kelayakan dan studi teknis ya. Fokus kita di beberapa bulan awal ini adalah kajian, kita akan periksa betul bagaimana kondisi situs Gunung Padang saat ini," ujar Abe.

Libatkan 100 ahli dan warga setempat

Abe mengatakan, pemugaran dan penelitian situs megalitikum Gunung Padang akan melibatkan sekitar 100 ahli di bidangnya dan diperkirakan memakan waktu 3-4 tahun.

"Ada cukup banyak ahli yang terlibat dalam kegiatan ini, karena kita ingin terlebih dahulu mengetahui sejauh mana tingkat kerusakan dari situs Gunung Padang ini," kata Abe.

Abe mengatakan, kegiatan pemugaran situs Gunung Padang akan dilakukan secara bertahap dan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya serta Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang Register Nasional dan Telestarian Cagar Budaya.

Baca juga: Gunung Padang di Cianjur, Punya Situs Megalitikum Terbesar di Asia Tenggara

Abe menerangkan, para ahli yang terlibat berasal dari bidang arkelogi, geologi, geofisika, geografi, topografi atau pemetaan, stratigrafi, hidrologi, teknik sipil, geoteknik, ilmu-ilmu sosial budaya, biologi, arsitektur, planologi, dan masih ada beberapa ahli lainnya.

Ia menegaskan, seluruh ahli yang terlibat dalam pemugaran situs Gunung Padang berasal dari Indonesia.

"Pada tahap awal pemugaran situs Gunung Padang, kami akan memaksimalkan para peneliti, para ahli dari bangsa Indonesia sendiri. Kita banyak sekali ahli yang sudah mendunia sebenarnya. Kali ini kami minta, kami harapkan kiprahnya untuk melakukan pemugaran situs Gunung Padang," tambah Abe.

Proses pemugaran, lanjut Abe, juga akan melibatkan warga setempat di sekitar situs Gunung Padang.

"Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami tidak akan terburu-buru, kami akan sangat berhati-hati, dan juga akan melibatkan warga setempat. Karena warga setempat yang sudah lama tinggal di sekitar situ (Gunung Padang), akan memberikan informasi yang baik kepada kami," tambah Abe.

Adapun informasi yang akan diberikan oleh warga setempatnya misalnya daerah rawan gempa, wilayah rawan longsor, aliran air hujan, dan informasi-informasi penting di sekitar situs Gunung Padang.

Mengapa situs Gunung Padang perlu dipugar?

Menurutnya, situs megalitikum Gunung Padang saat ini perlu untuk dipugar. Keputusan itu diambil berdasarkan riset, kajian, dan studi kelayakan yang dilakukan oleh para peneliti.

"Berdasarkan studi kelayakan memang situs ini layak untuk dipugar ya. Nah, mengapa situs Gunung Padang layak atau penting untuk dipugar? Karena situs ini merupakan bukti peninggalan megalitik ya dari Batu Besar sejak jaman prasejarah yang terbesar di Indonesia. Bahkan terbesar di Asia Tenggara," kata Abe.

Baca juga: Gunung Padang Disebut Bisa Jadi Piramida Tertua di Dunia, Ketahui 6 Faktanya

Temuan di lapangan, beberapa bagian situs Gunung Padang sudah rusak. Kerusakan yang ditemukan yaitu batunya copot, batu yang patah, dan sususan batu yang ambruk.

"Jadi kita berdasarkan undang-undang cagar budaya jika ada peninggalan yang penting maka diberi status ya. Situs Gunung Padang punya status cagar budaya peringkat nasional. Jadi ini tinggi sekali," kata Abe.

Dengan pemugaran, situs Gunung Padang diharapkan bisa berusia lebih panjang dan bisa dilihat oleh generasi kini dan mendatang.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:


Terkini Lainnya
Kepulauan Seribu Jadi Destinasi Favorit Warga Jakarta Saat Libur Panjang Maulid Nabi
Kepulauan Seribu Jadi Destinasi Favorit Warga Jakarta Saat Libur Panjang Maulid Nabi
Travel News
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Travel News
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Travel News
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau