Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Kereta Pertama Indonesia 10 Agustus 1867, Kenapa HUT Kereta Api 28 September?

Kompas.com - 27/09/2025, 12:01 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Setiap tanggal 28 September, Indonesia merayakan Hari Kereta Api Nasional. Tahun ini, Kereta Api Indonesia akan memperingati hari jadinya yang ke-80.

Menariknya, tanggal peringatan ini bukanlah tanggal dimulainya pembangunan rel pertama atau perjalanan kereta api pertama di Indonesia.

Sejarah perkeretaapian Indonesia lebih panjang dan Hari Kereta Api Nasional adalah simbol yang mengakar pada semangat perjuangan kemerdekaan.

Sejarah kereta api pertama di Indonesia

Sejarah awal perkeretaapian di Indonesia dimulai pada masa kolonial Hindia Belanda.

Tonggak sejarah ditandai pada 17 Juni 1864, ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van de Beele, melakukan pencangkulan pertama pembangunan jalur kereta api di Desa Kemijen, Semarang.

Baca juga: Daftar 67 Kereta Api Flash Sale Rp 80.000 HUT KAI 2025 dari Jogja dan Solo

Proyek ambisius ini dikerjakan oleh perusahaan swasta Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), dan bertujuan menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden (Surakarta-Yogyakarta).

Jalur ini vital untuk mengangkut hasil bumi seperti kopi, tembakau, teh, dan gula menuju pelabuhan.

Perjalanan kereta api pertama di Indonesia

Setelah tiga tahun pembangunan, perjalanan kereta api pertama di Indonesia resmi dioperasikan pada 10 Agustus 1867.

Angkutan penumpang perdana ini berangkat dari Stasiun Samarang NIS (stasiun kereta api pertama di Indonesia yang berlokasi di Semarang) menuju Tangoeng (Tanggung).

Jalur awal ini membentang sepanjang 25 hingga 26 kilometer, melintasi Halte Allas-Toewa (Alas Tua) dan Broemboeng (Brumbung).

Ilustrasi Stasiun Samarang NIS di Hindia Belanda yang diresmikan pada 10 Agustus 1867.Dok. Wikimedia Commons Ilustrasi Stasiun Samarang NIS di Hindia Belanda yang diresmikan pada 10 Agustus 1867.

Stasiun Samarang NIS ini sempat tumbuh menjadi salah satu stasiun kereta api terbesar di di Indonesia.

Namun, stasiun ini akhirnya tidak lagi berfungsi sejak pendudukan Jepang dan bangunannya digunakan sebagai tempat tinggal. Kini, kawasan stasiun ini terancam oleh banjir rob.

Kemunduran kereta api Indonesia pada zaman Jepang

Ketika Jepang mengambil alih kekuasaan pada tahun 1942, perkeretaapian Indonesia berada di bawah kendali Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api Jepang).

Seluruh operasional diarahkan untuk kepentingan perang. Meskipun beberapa jalur baru dibangun, seperti Saketi–Bayah dan Muaro–Pekanbaru untuk mengangkut batu bara, sebagian rel juga dibongkar untuk dialihkan ke pembangunan jalur di Myanmar.

Baca juga: Daftar Kereta Api yang Mendapatkan Promo Tiket Rp 80.000, Cek Tanggal Keberangkatannya!

Kondisi ini menyebabkan banyak sarana dan prasarana perkeretaapian mengalami kerusakan parah menjelang berakhirnya pendudukan Jepang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Travelpedia
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
Travel News
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Travel News
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
BrandzView
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Travel News
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau