Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global

Kompas.com - 13/08/2025, 21:04 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Beberapa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur seperti produk pot tanaman dan sambel uleg berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai negara di Asia hingga Eropa.

Para pelaku usaha tersebut mendapat pendampingan dari Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jawa Timur II.

Kepala Kanwil Bea Cukai Jatim II, Agus Sudarmadi, menjelaskan bahwa peran institusinya adalah sebagai pemecah masalah (problem solver) bagi UMKM. Pihaknya tidak memberikan bantuan dana tunai, melainkan solusi konkret atas kendala yang sering dihadapi para pelaku usaha.

"Fokus kami adalah pada problem solving. Bagaimana mereka kesulitan mengakses perizinan, kami bantu permudah. Bagaimana cara masuk pasar, kami carikan jalannya," ujar Agus Sudarmadi di Kota Malang pada Selasa (12/8/2025).

Baca juga: Kafe dan Restoran Ikut Jadi Penyedia MBG, Pengusaha Klaim Tak Ganggu UMKM

Di bawah naungan Kanwil Bea Cukai Jatim II, sekitar 30 UMKM mendapatkan pembinaan intensif.

Hasilnya, 21 di antaranya telah sukses membuka pasar. Program ini mencakup berbagai jenis usaha, mulai dari kerajinan tangan, produk fesyen, hingga industri makanan dan minuman.

Salah satu program unggulan yang menjadi kunci ekspor adalah fasilitasi sertifikasi halal gratis. Mengingat banyak produk lokal yang potensial untuk pasar Timur Tengah, Bea Cukai bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama (NU) untuk memberikan pelatihan dan sertifikat halal tanpa biaya.

"Ini adalah salah satu strategi utama kami untuk ekspor, terutama untuk produk makanan. Kontinuitas pasokan juga kami jaga dengan menghubungkan UMKM ke lembaga pembiayaan," tambah Agus.

Secara lebih rinci, Kepala Bidang Fasilitas Kanwil Bea Cukai Jatim II, Bakhroni, menjelaskan bahwa program pendampingan ini bersifat kolaboratif dan mudah diakses.

Selain 30 UMKM yang dibina langsung oleh Kanwil, terdapat 25 UMKM lain yang dibina bersama unit Kementerian Keuangan lainnya, seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).

Baca juga: KKI 2025 Jadi Ajang UMKM Naik Kelas

Bakhroni mengajak para pelaku UMKM untuk tidak ragu mendatangi kantor Bea Cukai terdekat untuk berkonsultasi.

"Silakan datang langsung ke kantor kami. Konsultasi ini gratis, dan kami siap memberikan solusi. Jangan takut dengan Bea Cukai, kami siap mendukung penuh," kata Bakhroni.

Kriteria UMKM

Adapun kriteria UMKM yang dibina sangat fleksibel, mulai dari level perintis yang baru memulai usaha hingga yang sudah mandiri dan siap ekspor.

"Ada UMKM yang sekadar ngulek sambel di Malang Selatan, kami dampingi sampai bisa ekspor 40-70 kilogram ke beberapa negara. Ini bukti bahwa semua punya potensi," jelasnya.

Pendampingan ini telah membuahkan hasil. Beberapa contoh sukses UMKM dari Malang Raya antara lain ekspor keripik tempe ke Republik Ceko, anggrek ke berbagai negara, hingga keramik yang menembus pasar Jepang.

Halaman:

Terkini Lainnya
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau