Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Demo Nepal: Dari Pemblokiran Medsos hingga Mundurnya PM dan Presiden

Kompas.com - 10/09/2025, 11:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber CNN, Reuters

KATHMANDU, KOMPAS.com – Nepal diguncang gelombang protes besar-besaran yang dipimpin generasi muda sejak Jumat (5/9/2025).

Adapun demo Nepal itu bermula dari kebijakan pemerintah memblokir sejumlah platform media sosial, lalu berkembang menjadi ledakan amarah atas dugaan korupsi pejabat dan minimnya peluang ekonomi.

Kerusuhan yang terjadi pada Senin (8/9/2025) berujung tragedi. Setidaknya 22 orang dilaporkan tewas, sedangkan lebih dari 400 orang lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: Demo Nepal Memanas: 19 Korban Jiwa, Parlemen Dibakar, Istri Eks PM Tewas Terjebak Api

Dirangkum dari CNN, berikut ini kronologi demo Nepal yang mematikan.

Pemicu demo Nepal

Para peserta demo Nepal berorasi di depan Gedung Parlemen di Kathmandu, Senin (8/9/2025). Demo ini menewaskan sedikitnya 19 orang. Kasus korupsi hingga larangan media sosial jadi landasan massa turun ke jalan.AFP/PRABIN RANABHAT Para peserta demo Nepal berorasi di depan Gedung Parlemen di Kathmandu, Senin (8/9/2025). Demo ini menewaskan sedikitnya 19 orang. Kasus korupsi hingga larangan media sosial jadi landasan massa turun ke jalan.
Kemarahan warga, terutama kelompok usia 13–28 tahun atau generasi Z, sebenarnya sudah lama terpendam. Mereka menuding pemerintah gagal memberantas korupsi yang telah berlangsung puluhan tahun.

Kekecewaan semakin memuncak ketika pemerintah Nepal memutuskan memblokir media sosial populer, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, hingga X.

Kebijakan ini disebut bertujuan membendung berita bohong dan ujaran kebencian, sekaligus menekan perusahaan teknologi asing agar mendaftar secara resmi di Nepal.

Namun, kebijakan tersebut justru memantik gelombang demonstrasi di Ibu Kota Kathmandu dan kota-kota lainnya.

Menurut Bank Dunia, tingkat pengangguran pemuda di Nepal mencapai 20,8 persen pada 2024, situasi yang memperkuat rasa frustrasi generasi muda.

Selain itu, gerakan daring yang menentang Nepo Kids atau istilah bagi anak-anak politisi yang kerap memamerkan gaya hidup mewah turut memperbesar kemarahan publik terhadap kesenjangan sosial dan praktik nepotisme.

Baca juga: Istri Mantan PM Nepal Tewas Saat Rumahnya Dibakar Demonstran

Berubah menjadi kerusuhan Nepal

Aksi damai berubah ricuh pada Senin (8/9/2025) ketika massa mencoba menerobos barikade kawat berduri di sekitar kompleks parlemen Kathmandu. Polisi merespons dengan gas air mata, meriam air, peluru karet, bahkan diduga peluru tajam.

“Polisi menembak tanpa pandang bulu,” kata seorang pengunjuk rasa kepada Reuters.

Reuters melaporkan, massa yang sebagian besar pelajar sekolah dan mahasiswa melempari polisi anti huru-hara dengan benda-benda, bahkan membakar ambulans serta pos polisi.

Video yang beredar juga memperlihatkan rumah pribadi Perdana Menteri KP Sharma Oli dirusak dan dibakar oleh demonstran.

Dr Mohan Regmi, Direktur Eksekutif Rumah Sakit Layanan Sipil di Kathmandu, menyebut sedikitnya 22 orang meninggal dunia akibat bentrokan itu, Selasa (9/9/2025). “Setidaknya 22 orang tewas,” ujarnya kepada CNN.

Halaman:

Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau