KOMPAS.com - Media massa Malaysia, Sinar Daily, menyoroti peringkat terbaru transportasi publik dunia yang menempatkan Jakarta di posisi lebih tinggi dibandingkan Kuala Lumpur.
Dalam laporan yang mengutip survei Time Out, Jakarta berhasil menduduki peringkat ke-17 dunia.
Selain itu, Jakarta menempati peringkat kedua di Asia Tenggara sebagai kota dengan transportasi publik terbaik, hanya kalah dari Singapura.
Baca juga: Transportasi Publik di Sekolah, Langkah Kecil untuk Keselamatan dan Lingkungan
Sementara itu, Kuala Lumpur berada di bawah ibu kota Indonesia.
Survei dalam studi tersebut dilakukan terhadap lebih dari 18.000 responden di 50 kota dunia.
Sinar Daily menulis bahwa capaian ini menandai perubahan besar citra Jakarta, yang selama ini identik dengan kemacetan.
Selain Jakarta, kota-kota besar yang masuk daftar kota dengan transportasi publik terbaik antara lain Hong Kong, Shanghai, London, Wina, Zurich, dan Doha.
Dua kota di India, Mumbai dan Delhi, juga tercatat dalam peringkat tersebut.
Baca juga: Transportasi Publik Indonesia: Mencoba Bertahan dengan Napas Subsidi
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut pencapaian ini menjadi bukti bahwa Jakarta semakin diperhitungkan di kancah global, khususnya dalam penyediaan sarana transportasi publik.
"Jakarta sekarang ini dari 50 kota, 18.000 responden yang disurvei, kita berada di nomor 17. Di ASEAN, kita hanya kalah dari Singapura, lebih baik dari Kuala Lumpur, Manila, maupun Bangkok," ujar Pramono di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).
Dia berharap, peringkat tersebut dapat terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Baca juga: Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
"Mudah-mudahan dengan ini kita bisa lebih baik, bukan lagi ranking 17, tapi bisa lebih tinggi lagi," lanjutnya.
Diberitakan Kompas.com, pembangunan transportasi massal modern di Jakarta terus dikebut dengan dana besar.
Proyek MRT, LRT, hingga Kereta Cepat diperkirakan menelan investasi lebih dari Rp 150 triliun dalam satu dekade terakhir.
Fasilitas ini memudahkan mobilitas 30 juta penduduk Jabodetabek, namun di banyak kota besar lain, masyarakat masih bergantung pada angkutan umum berusia tua dengan layanan terbatas.
Baca juga: Pramono: Jakarta Peringkat 17 di Dunia dengan Transportasi Publik Terbaik
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang