Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi Publik di Sekolah, Langkah Kecil untuk Keselamatan dan Lingkungan

Kompas.com - 25/09/2025, 15:35 WIB
Manda Firmansyah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Upaya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi ke sekolah dinilai penting untuk mendukung keselamatan berlalu lintas sekaligus pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Kepala PT Jasa Raharja Kantor Wilayah Utama DKI Jakarta, Radito Risangadi, mengatakan bahwa kecelakaan lalu lintas kerap menjadi pintu masuk masalah sosial-ekonomi, mulai dari risiko jatuh miskin hingga hilangnya kesempatan pendidikan dan pekerjaan.

“(Korban) bukan hanya menjadi korban kecelakaan, tetapi akhirnya juga korban kehilangan pekerjaan karena kebangkrutan itu,” ujar Radito usai mengisi acara ASRI Goes to School SMAN 54 x Jasa Raharja di Jakarta Timur, Kamis (25/9/2025).

Baca juga: ASRI Gandeng Pokja SMA 78 Jakarta Hidupkan Solusi Keberlanjutan Lingkungan di Sekolah

Ia menegaskan, kepatuhan terhadap aturan lalu lintas perlu ditanamkan sejak dini, termasuk kepada para siswa SMA. Sosialisasi dan kurikulum keselamatan berkendara disebut menjadi langkah penting untuk menekan angka pelanggaran dan kecelakaan.

Lebih jauh, Radito menekankan bahwa peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi publik merupakan bagian dari strategi besar menekan kemacetan, mengurangi emisi gas rumah kaca, sekaligus meningkatkan aspek keselamatan.

“Dari sisi keselamatan, lebih aman bepergian dengan transportasi publik karena pengemudi transportasi umum harus melalui serangkaian tes dan sertifikasi,” katanya.

Dukungan Pemprov DKI dan Sekolah

Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta yang mendorong penggunaan transportasi publik juga mulai diikuti lingkungan sekolah.

Kepala SMAN 54 Jakarta, Rustaman, mengatakan pihaknya berkomitmen mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, termasuk dengan kebijakan para guru dan ASN yang wajib naik transportasi publik setiap Rabu.

Menurut Rustaman, sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) berbasis zonasi turut mendukung langkah ini. Siswa yang tinggal dekat sekolah lebih banyak berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum.

“Dengan PPDB zonasi, sekitar 50 persen siswa tinggal di wilayah sekitar sekolah. Jadi penggunaan kendaraan pribadi relatif berkurang karena mereka cukup jalan kaki ke sekolah dan pulang dengan aman,” ujarnya.

Peran Media dan Masyarakat

Head of Sustainability Kompas Gramedia, Arki Sudito, menambahkan bahwa beralih ke transportasi publik bukan hanya urusan teknis, tetapi juga berkaitan erat dengan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Baca juga: Siswa SMA Lakukan Aksi Peduli Lingkungan Usai Ikut Program ASRI KG Media

“Kalau semua orang berkendara dengan tertib, kemacetan bisa berkurang. Apalagi kalau lebih banyak yang memakai transportasi umum. Peran kami sebagai media adalah membuat narasi yang menghubungkan isu ini dengan SDGs, dan langkah awalnya memperkuat amplifikasi,” tutur Arki.

Dengan demikian, pembiasaan penggunaan transportasi publik sejak di sekolah bukan sekadar mengurangi kemacetan, tetapi juga menjadi bagian dari upaya kolektif mewujudkan keselamatan, kualitas hidup, dan lingkungan yang lebih baik.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau