KOMPAS.com - Program Akademi Sekolah Lestari (ASRI) menghidupkan kembali semangat keberlanjutan generasi muda.
Lewat pendekatan interaktif, program ASRI mengajak siswa SMA untuk memahami isu lingkungan dengan cara yang menyenangkan.
Program ASRI juga membangun kolaborasi antara guru, siswa, dan kelompok kerja (Pokja) dalam menjawab berbagai permasalahan lingkungan saat ini.
Program ASRI dirancang untuk tidak sekadar mengajak siswa SMA belajar teori. Namun, program ASI juga dirancang untuk melatih siswa SMA menyusun solusi nyata bersama Pokja dan guru pembina.
Baca juga: Potensi AI Membantu Keberlanjutan Tak Signifikan, Studi Ungkap
SMAN 78 Jakarta menjadi salah satu sekolah yang berkesempatan mengikuti rangkaian kegiatan program ASRI pada Senin (22/9/2025).
Selama acara, siswa diajak mengikuti kuis interaktif seputar sustainability (keberlanjutan), challage ideasi Reuse-Reduce-Recycle. Siswa juga diajak mengeksplorasi platform digital Lestari Academy yang memuat e-course singkat tentang gaya hidup berkelanjutan dengan mengakses melalui lestariacademy.id.
Ketua Adiwiyata SMAN 78 Jakarta, Esther Layas Sinuraya menyebut, adanya program ASRI sebagai momentum penting untuk menghidupkan kembali sinergi di sekolah.
"Pokja lingkungan di SMAN 78 sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi beberapa kegiatannya sempat terbatas. Dengan adanya program ASRI Goes to School, kami merasa ada energi baru yang bisa membantu menghidupkan kembali semangat dan sinergi antara siswa, Pokja, dan guru pembina," ujar Ester.
Ia menilai, penekatan interaktif yang dihadirkan ASRI memberi dampak positif terhadap antusiasme siswa. "Anak-anak terlihat sangat bersemangat mengikuti kegiatan, apalagi karena metodenya interaktif. Efeknya positif, bukan hanya anggota Pokja yang aktif, tapi siswa lain non-Pokja juga ikut tergerak karena pesan yang disebarkan," tutur Esther.
Sebagai tindak lanjut, kata dia, SMA 78 Jakarta akan berkomitmen menjaga semangat keberlanjutan tetap lestari di lingkungan sekolah.
"Menegakkan keberlanjutan di sekolah memang perlu paksaan, tidak cukup hanya dengan ajakan. Misalnya, dengan konsistensi penggunaan tumblr dan pengurangan sampah," ucapnya.
Lewat sinergi antara guru, Pokja, dan siswa, Esther berharap, program keberlanjutan di sekolah tidak berhanti pada satu kegiatan saja, melainkan berkembang menjadi budaya yang melekat dalam keseharian.
Dengan dukungan metode belajar yang interaktif dan akses ke Lestari Academy sebagai wadah pembelajaran berkelanjutan, Esther juga berharap generasi muda dapat menjadi agen perubhan di lingkungannya.
ASRI Goes to School merupakan program inisiatif Kompas Gramedia yang didukung Unilever dan berkolaborasi dengan Warriors Cleanup Indonesia (WCI) untuk mempersiapkan generasi mendatang menghadapi tantangan keberlanjutan.
Baca juga: Riset DBS Sebut AI dan Sustainability Bisa Optimalkan Biaya Modal Perusahaan
Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan keberlanjutan seperti pengelolaan sampah sampai dampak perubahan iklim. Untuk mengatasi hal tersebut, solusi yang paling efektif sering kali dimulai dari cara berpikir sederhana dan aksi nyata.
Namun, aksi nyata sederhana pun tetap tidak bisa dilakukan sendiri. Jadi, dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak seperti pemerintah, swasta, masyarakat, hingga sekolah untuk membangun kesadaran kolektif menjaga lingkungan.
Sekolah memiliki peran penting sebagai ruang belajar dan pembentukan karakter generasi muda. Kolaborasi antara guru, siswa, dan Pokja lingkungan menjadi kunci agar budaya peduli lingkungan benar-benar tumbuh dan berkelanjutan. Melalui wadah seperti Pokja, ide-ide kreatif siswa dapat dijembatani oleh guru untuk diwujudkan dalam program nyata di sekolah.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya