JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta, mengungkapkan bahwa Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, membantu mengurangi sepertiga sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang.
Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) DLH DKI Jakarta, Agung Pujo Winarko, menyebut saat ini Bantargebang tak lagi mampu menampung sampah warga Jakarta. Fasilitas RDF Rorotan bakal mengelola sampah dengan kapasitas 2.500 ton per harinya.
"Semua sampah yang masuk dari Jakarta ke Bantargebang kurang lebih 7.500 sampai 8.000 ton per hari. Kalau ini (RDF) berhasil 2.500, paling enggak kita mengurangi beban yang ada di Bantargebang sepertiga sampah Jakarta," kata Agung di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Selasa (23/9/2025).
Pembangunan RDF Rorotan, lanjut dia, merupakan hal yang krusial bagi Jakarta menyelesaikan permasalahan limbah. Apalagi, tak semua rumah tangga memilah sampah organik dan non organik.
Baca juga: Ahli ITB: RDF Rorotan Aman, Masyarakat Jangan Khawatir
Alhasil, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun fasilitas pengelolaan sampah di atas lahan seluas 7,8 hektare tersebut. Pembangunan RDF Rorotan rampung pada Februari 2025 dan langsung masuk tahap uji coba pada Maret.
Namun, kala itu muncul penolakan dari warga sekitar karena bau dan asap dari cerobong. Menurut Agung, bau timbul karena sampah sempat menumpuk terlalu lama di bunker sebelum diproses.
"Ketika melakukan uji itu, kami menempatkan alat pemantau kualitas udara. Yang menjadi parameter benar atau tidak, sesuai aturan standar mengenai kualitas kebauan," papar Agung.
"Pengujian pun dari laboratorium yang terakreditasi. Kami pakai lab luar, ketika dilakukan uji, ini memenuhi (baku mutu emisi)," imbuh dia.
Pemprov DKI lantas memperbaiki sistem pengendalian pencemaran. Apabila sebelumnya hanya ada satu unit deodorizer untuk menyedot bau di area bunker, kini pihannya menambah tiga unit yang tersebar pada area hanggar, gudang, residu, hingga tempat pemrosesan.
"Intinya di hanggar kami sudah tidak bau lagi dengan adanya penambahan deodorizer," tutur Agung.
Ia pun memastikan, sejak awal pembangunannya fasilitas RDF Rorotan mengantongi dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Pihaknya turut melibatkan akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) guna menyelesaikan permasalahan bau maupun emisi di RDF Rorotan.
Diberitakan sebelumnya, warga Perumahan Jakarta Garden City (JGC) Cakung, Jakarta Timur, berharap agar RDF Rorotan tak beroperasi lagi dan ditutup.
Baca juga: RDF Rorotan Bakal Beroperasi Lagi, DLH DKI Pastikan Tak Ada Bau ke Permukiman
“Harapan kami RDF Rorotan bisa ditutup karena akan sangat mengganggu lingkungan terkait pencemaran udara sampai dengan bau tidak sedap," ucap Ketua RW 14 Perumahan JGC, Didik Ari Prasetyo, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (11/9/2025).
Dengan adanya pencemaran udara, Didik khawatir apabila kesehatan warganya justru terganggu. Ditambah lagi, pengelola RDF Rorotan disebut belum mampu menunjukkan Amdal pabrik sampah tersebut ke warga sekitar.
Menurut Didik, warga berhak mengetahui jelas dampak apa saja yang akan muncul ketika RDF Rorotan beroperasi karena jaraknya yang hanya 800 meter dari perumahan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya