Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramugari Sudah Meninggal, Maskapai Taiwan Ngotot Minta Surat Cuti

Kompas.com - 21/10/2025, 11:51 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com – Maskapai Eva Air menuai kecaman luas di Taiwan setelah ketahuan mengirim pesan teks kepada seorang pramugari yang telah meninggal dunia untuk meminta dokumen cuti.

Peristiwa ini bermula dari meninggalnya Sun (34 tahun), seorang pramugari Eva Air, pada 8 Oktober 2025.

Ia sebelumnya jatuh sakit saat bertugas dalam penerbangan dari Milan menuju Taoyuan, Taiwan pada 24 September dan dirawat di rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia di China Medical University Hospital, Taichung.

Baca juga: Maskapai China Geram Usai Dilarang Lewat Rusia, Khawatir Harga Tiket Naik

Namun, beberapa hari setelah kematiannya—tepat di hari pemakamannya—pihak maskapai mengirim pesan ke ponsel Sun.

Dalam pesan tersebut, Eva Air meminta bukti pengajuan cuti dan bahkan menegaskan agar dokumen tersebut “dikirim secepatnya,” sebagaimana dilaporkan Formosa News.

Keluarga Sun yang sedang berduka terkejut dan bingung menerima pesan tersebut.

Mereka kemudian membalas pesan itu dengan mengirimkan salinan sertifikat kematian Sun dalam bentuk PDF berjudul "Death Certificate" disertai respons sarkastik, “Saya sudah kirim dokumennya secepat yang diminta. Sekarang tidak ada yang perlu diburu-buru lagi.”

Eva Air minta maaf

Setelah pesan itu menjadi viral dan menuai kemarahan di media sosial Taiwan, Eva Air mengeluarkan permintaan maaf publik.

Dalam pernyataannya kepada BBC, perusahaan mengaku sangat berduka atas kematian karyawannya dan menegaskan bahwa kesehatan serta keselamatan karyawan dan penumpang adalah prioritas utama.

“Kami telah menjalin kontak dengan keluarga Sun saat dia masih dirawat di rumah sakit dan sangat berduka atas kepergiannya,” kata pihak Eva Air dalam konferensi pers.

Presiden Eva Air, Sun Chia-Ming, juga menyampaikan belasungkawa secara pribadi kepada keluarga korban.

“Kepergian Sun adalah luka yang akan selamanya tertinggal di hati kami,” ujarnya.

Baca juga: Pilot Mabuk Sebelum Terbang Bikin 3 Penerbangan Delay, Begini Tanggapan Maskapai

“Kami akan menjalankan penyelidikan dengan sikap paling bertanggung jawab,” imbuhnya.

Manajemen menyebut pengiriman pesan teks itu merupakan “kesalahan dari seorang karyawan internal”, dan menegaskan bahwa mereka telah meminta maaf secara langsung kepada keluarga Sun.

Dugaan budaya kerja berlebihan

Ilustrasi pramugari sedang menjalankan tugas di pesawat.Shutterstock/Bignai Ilustrasi pramugari sedang menjalankan tugas di pesawat.

Kasus ini tidak hanya menyoroti tindakan tidak sensitif dari pihak maskapai, tetapi juga membuka kembali perdebatan tentang tekanan kerja di industri penerbangan Taiwan.

Beberapa pengguna media sosial yang mengaku rekan kerja Sun menuduh bahwa almarhumah didorong untuk tetap bekerja meski merasa tidak sehat.

Data yang dilaporkan oleh CNA menunjukkan bahwa dalam enam bulan terakhir, Sun rata-rata terbang 75 jam per bulan, masih dalam batas regulasi, tetapi publik menilai tekanan kerja di lapangan bisa jauh lebih berat.

Selain itu, catatan resmi menunjukkan bahwa Eva Air telah tujuh kali didenda sejak 2013, sebagian besar karena pelanggaran terkait jam kerja berlebihan bagi staf.

Baca juga: Di Negara Ini, Anak Presiden Curi dan Jual Pesawat Maskapai Nasional

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau