KOMPAS.com - Seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun di Selandia Baru harus menjalani operasi besar setelah menelan hingga 100 magnet berdaya tinggi yang dibelinya dari platform niaga daring Temu.
Kasus tersebut dilaporkan oleh tim dokter dari Rumah Sakit Tauranga, North Island, dalam New Zealand Medical Journal, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (24/10/2025)
Remaja yang tidak disebutkan namanya itu dilarikan ke rumah sakit setelah empat hari mengalami nyeri perut hebat.
Baca juga: Simpan Banyak Rahasia AS dan Asing, Rumah Mar-a-Lago Trump Diyakini Jadi Magnet Mata-mata
"Dia mengaku telah menelan sekitar 80 hingga 100 magnet neodymium berukuran 5x2 milimeter sekitar satu minggu sebelumnya," tulis jurnal yang ditulis oleh dokter Binura Lekamalage, Lucinda Duncan-Were, dan Nicola Davis tersebut.
Hasil rontgen menunjukkan, magnet-magnet itu saling menempel dan membentuk empat garis lurus di dalam usus pasien.
Magnet tersebut bahkan menyebabkan beberapa bagian usus saling menempel karena gaya magnet.
Magnet jenis ini telah dilarang di Selandia Baru sejak Januari 2013, namun dokter menyebut remaja itu membelinya secara daring melalui Temu.
Tekanan dari magnet yang saling menempel menyebabkan jaringan usus mengalami nekrosis atau kematian jaringan di empat titik, termasuk di bagian usus halus dan sekum (bagian awal usus besar).
Para dokter kemudian melakukan operasi untuk mengangkat jaringan yang mati dan mengeluarkan seluruh magnet dari tubuh pasien. Setelah delapan hari dirawat, remaja itu diperbolehkan pulang.
"Kasus ini menyoroti bukan hanya bahaya menelan magnet, tetapi juga risiko dari platform niaga daring bagi anak-anak," tulis para penulis laporan tersebut.
Baca juga: Bayi Ini Telan 200 Bola Magnet dalam 2 Bulan, Nyawanya Berpotensi Terancam
Mereka menambahkan, tertelannya magnet dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti sumbatan usus, hernia perut, dan nyeri kronis.
Menanggapi laporan tersebut, pihak Temu menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan telah membuka investigasi internal.
"Kami menyesal mendengar kasus ini dan telah menghubungi penulis laporan untuk memperoleh detail lebih lanjut," ujar juru bicara Temu dalam pernyataan resmi.
"Sejauh ini kami belum dapat memastikan apakah magnet yang dimaksud benar dibeli melalui Temu atau mengidentifikasi produk spesifiknya. Namun, tim kami sedang meninjau semua daftar produk terkait agar sesuai dengan ketentuan keselamatan di Selandia Baru," lanjutnya.
Baca juga: Ingin Jadi Magnet Boy, Anak Ini Telan 54 Butir Magnet hingga Ususnya Bocor
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang