Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Orang Tewas akibat Serangan Israel di Lebanon, Ketegangan Kembali Memanas

Kompas.com - 26/10/2025, 20:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com – Dua orang tewas dalam serangan Israel di wilayah selatan dan timur Lebanon pada Minggu (26/10/2025), menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Lebanon.

Insiden ini menjadi bagian dari rangkaian serangan mematikan yang terus terjadi meski gencatan senjata masih berlaku.

“Serangan musuh Israel terhadap sebuah mobil di Naqoura, Provinsi Tyre, menyebabkan satu orang tewas,” kata kementerian tersebut.

Baca juga: Israel Serang Lebanon, 2 Tewas Termasuk Tokoh Kunci Pertahanan Hezbollah

Serangan terpisah terhadap sebuah kendaraan di Nabi Sheet, wilayah Baalbek, juga menewaskan satu orang, tambah pihak kementerian.

Meskipun gencatan senjata telah berlangsung hampir satu tahun, Israel terus melancarkan serangan ke Lebanon dengan dalih menargetkan posisi kelompok Hezbollah. Militer Israel belum memberikan komentar terkait serangan terbaru tersebut.

Selain dua korban tewas, satu orang dilaporkan terluka akibat ledakan sisa-sisa perang di kota Aitaroun, Lebanon selatan.

Dalam beberapa pekan terakhir, serangan Israel terhadap Lebanon meningkat. Hanya dalam beberapa hari terakhir, sejumlah serangan mematikan telah dilaporkan.

Pada Sabtu (25/10/2025), dua orang tewas dan satu lainnya luka-luka akibat dua serangan udara Israel di Lebanon selatan. Militer Israel mengeklaim serangan itu menargetkan para pejuang Hezbollah.

Sehari sebelumnya, dua orang juga dilaporkan tewas dalam serangan serupa. Sedangkan pada Kamis (23/10/2025), serangkaian serangan di wilayah selatan dan timur menewaskan empat orang, termasuk seorang perempuan lanjut usia.

Pekan lalu, seorang pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan kepada AFP bahwa serangan Israel terhadap kendaraan yang diduga milik warga sipil di Lebanon bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang.

Israel menegaskan bahwa serangan tersebut menyasar anggota Hezbollah.

Sesuai kesepakatan gencatan senjata tahun lalu, pasukan Israel seharusnya mundur dari Lebanon selatan, sementara Hezbollah diwajibkan menarik diri ke utara Sungai Litani dan membongkar seluruh infrastruktur militernya di selatan.

Baca juga: Hezbollah Tuduh Pemerintah Lebanon Serahkan Negara kepada Israel

Namun, di tengah tekanan Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan di perbatasan, pemerintah Lebanon kini mulai mengambil langkah untuk melucuti senjata Hezbollah, rencana yang ditentang keras oleh kelompok tersebut dan para sekutunya.

Meski ada kesepakatan itu, Israel tetap mempertahankan keberadaan militernya di lima titik perbatasan strategis Lebanon.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau