Gerhana Bulan Total terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus. Akibatnya, cahaya Matahari terhalangi Bumi sehingga tidak sampai ke Bulan.
BMKG menjelaskan, warna merah pada Bulan disebabkan oleh hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi.
"Cahaya matahari yang melewati atmosfer Bumi akan terhambur, sehingga cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti biru akan tersebar lebih banyak, sementara cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah akan lolos dan mencapai permukaan Bulan, sehingga Bulan tampak merah," tulis BMKG.
Dilansir dari Antara, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, menambahkan bahwa fase gerhana dimulai saat purnama memasuki bayangan Bumi.
"Ketika seluruh purnama masuk dalam bayangan bumi, itulah yang disebut gerhana bulan total. Kemudian bayangan bumi mulai meninggalkan purnama, kembali ke fase gerhana sebagian yang menandai proses akhir gerhana," jelasnya di Jakarta, Sabtu.
Ia menekankan, pada saat gerhana bulan total, purnama tidak benar-benar gelap.
"Ada cahaya merah yang dibiaskan atmosfer bumi yang mengenai bulan sehingga bulan tampak merah darah. Itu sebabnya gerhana bulan total sering disebut blood moon (bulan merah darah)," paparnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini