KOMPAS.com - Insomnia atau gangguan tidur saat malam hari merupakan salah satu masalah kesehatan tidur yang kerap dialami banyak orang.
Berdasarkan studi yang ada, sekitar 50 persen populasi di dunia diketahui memiliki gangguan tidur. Sementara, sekitar 50 sampai 75 persen orang mengalami tidur yang terganggu lantaran nyeri atau sakit kepala.
Menurut Dokter Spesialis Saraf di Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) - RSCM Dr dr Astri Budikayanti, SpS(K), sakit kepala dan insomnia memang berkaitan dengan gangguan tidur.
Apa itu insomnia?
Dijelaskan dr Astri, sakit kepala dan insomnia adalah kedua kondisi yang sama-sama menyebabkan orang sulit tidur. Tak hanya di situ saja, insomnia sendiri akhirnya memicu sakit kepala yang mengakibatkan seseorang sulit mendapatkan tidur berkualitas.
Adapun tidur berkualitas dapat ditandai dengan tidur yang nyenyak dan dalam.
“Tidur berkualitas gampangnya, tidurnya nyenyak, tidak putus-putus atau tidak terbangun dan kalau terbangun tengah malam bisa langsung tidur lagi, dan yang paling penting mengalami tidur dalam, serta saat bangun rasanya segar,” papar Astri dalam webinar dalam rangka memperingati Hari Tidur Sedunia 2022, Jumat (25/3/2022).
Baca juga: 8 Cara Cepat Tidur Bagi Penderita Insomnia
Selain menjelaskan tentang insomnia sebagai salah satu masalah kesehatan tidur, dr Astri juga menyampaikan tentang durasi waktu tidur dalam semalam, bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan tidur yang berbeda-beda.
Beberapa penelitian, kata dia, menunjukkan dari usia bayi sampai lansia memiliki kebutuhan tidur yang bervariasi.
Waktu tidur untuk orang dewasa disarankan tidak kurang dari enam jam, karena akan menyebabkan banyak gangguan ataupun bisa mengurangi kualitasnya.
Namun, waktu tidur yang berlebihan juga tidak disarankan dan umumnya ada batasan usia seberapa lama seseorang disarankan untuk tidur.
"Kebutuhan tidur setiap orang beda-beda, ada yang enam jam sudah cukup segar ada yang butuh delapan jam untuk tiudr. Jadi memang yang paling penting selain durasi diharapkan tidak kurang dari enam jam, kenyenyakan perlu diperhatikan," ungkapnya.
Lantas, kapan insomnia dan sakit kepala yang menyebabkan gangguan kesehatan tidur harus diperiksakan ke dokter?
Baca juga: Studi Ungkap Insomnia pada Anak dan Remaja Bisa Berlanjut hingga Dewasa