Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Ubur-ubur Sisir Beradaptasi dengan Kehidupan Dasar Laut

Kompas.com - 01/07/2024, 10:34 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Dasar laut bukan tempat yang ramah. Tidak ada cahaya, suhunya sangat dingin, dan tekanan semua air di atas akan menghancurkan siapa pun.

Namun ada hewan yang hidup di kedalaman tersebut dan mereka telah mengembangkan adaptasi biofisik yang memungkinkan mereka bertahan hidup dalam kondisi yang keras itu.

Baca juga: Regenerasi Tak Terbatas, Ubur-ubur Bisa Tumbuhkan Lagi Tentakelnya

Tapi bagaimana mereka bisa melakukan adaptasi itu?

Mengutip Phys, Jumat (28/6/2024) peneliti kemudian mempelajari membran sel ctenophores atau ubur-ubur sisir untuk mengetahui jawabannya.

Meskipun ubur-ubur sisir terlihat seperti ubur-ubur, mereka tidak berkerabat dekat.

Ubur-ubur sisir adalah predator yang dapat tumbuh sebesar bola voli dan hidup di lautan di seluruh dunia pada berbagai kedalaman, mulai dari permukaan hingga laut dalam.

Membran sel organisme kompleks sendiri memiliki lapisan tipis lipid dan protein yang perlu mempertahankan sifat tertentu agar sel dapat berfungsi dengan baik.

Meski telah diketahui selama beberapa dekade bahwa ada organisme lipidnya telah beradaptasi untuk mempertahankan fluiditas dalam suhu yang sangat dingin, tidak diketahui bagaimana organisme yang hidup di laut dalam beradaptasi terhadap tekanan ekstrem.

Nah, untuk mengetahui bagaimana makhluk hidup di laut seperti ubur-ubur sisir beradaptasi terhadap suhu dingin dan tekanan, peneliti pun menganalisis ctenophores yang dikumpulkan dari seluruh belahan bumi utara, termasuk yang hidup di dasar laut California dan permukaan laut Samudra Arktik.

Peneliti menemukan mereka memiliki struktur lipid unik yang memungkinkan mereka hidup di bawah tekanan yang kuat.

Baca juga: Ubur-Ubur Dapat Prediksi Bahaya Penambangan Laut

"Ternyata ctenophores telah mengembangkan struktur lipid yang unik untuk mengimbangi tekanan kuat. Namun struktur lipid tersebut terpisah dari struktur yang mengimbangi suhu dingin yang hebat," ungkap Itay Budin, peneliti studi dari University of California San Diego.

Para peneliti menyebut adaptasi ini sebagai “homeocurvature” karena bentuk lipid yang membentuk kurva telah beradaptasi dengan habitat unik ctenophores.

Lebih lanjut, peneliti tertarik untuk mempelajari ctenophores karena metabolisme lipidnya mirip dengan manusia sehingga di kemudian hari mungkin dapat membantu studi yang terkait dengan kesehatan manusia.

Temuan ini mereka publikasikan di Science.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau