Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari Terakhir Neanderthal: Misteri Kepunahan Kerabat Terdekat Manusia

Kompas.com - 03/03/2025, 16:00 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Neanderthal (Homo neanderthalensis) adalah spesies manusia purba yang paling menarik perhatian karena merupakan kerabat evolusi terdekat kita, Homo sapiens. Fosil pertama mereka sebenarnya sudah ditemukan beberapa dekade sebelum akhirnya diidentifikasi pada tahun 1863. Sejak saat itu, misteri tentang kehidupan dan kepunahan mereka terus memikat para ilmuwan.

Di masa lalu, Neanderthal dianggap sebagai spesies Eropa yang punah tanpa meninggalkan jejak. Mereka dikira lebih primitif dalam hal fisik, intelektual, dan teknologi dibandingkan Homo sapiens yang lebih maju. Pandangan ini sesuai dengan teori evolusi abad ke-20 yang menganggap manusia modern sebagai puncak dari proses evolusi.

Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa evolusi manusia jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan. Neanderthal dan manusia modern berbagi nenek moyang yang sama di Afrika sekitar 500.000 tahun yang lalu. Beberapa ilmuwan mengusulkan Homo antecessor sebagai nenek moyang bersama mereka, meskipun hal ini masih diperdebatkan.

Selama ribuan tahun, Homo sapiens dan Neanderthal memiliki perbedaan fisik yang kecil, bahkan perbedaan budaya di antara mereka hampir tidak terlihat dalam catatan arkeologi.

Neanderthal ternyata memiliki tingkat kecerdasan dan kompleksitas kognitif yang setara dengan manusia modern. Mereka bahkan melakukan perkawinan campuran dengan Homo sapiens, yang menghasilkan individu hibrida yang juga mampu berkembang biak.

Fakta ini masih bisa dilihat dalam DNA kita saat ini: semua manusia non-Afrika memiliki sekitar 1 hingga 4 persen DNA Neanderthal dalam genom mereka.

Baca juga: Peneliti Tahu Kapan Neanderthal dan Manusia Melakukan Perkawinan?

Apakah Neanderthal dan Homo Sapiens Satu Spesies?

Karena adanya kesamaan fisik dan kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang fertil, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa Neanderthal bukanlah spesies yang sepenuhnya berbeda, melainkan subspesies Homo sapiens yang berkembang di Eropa sebelum akhirnya bercampur dengan manusia modern dari Afrika.

Namun, pendapat lain tetap menganggap Neanderthal sebagai spesies yang terpisah karena perbedaan fisik dan genetika yang cukup signifikan.

Terlepas dari perdebatan ini, satu hal yang pasti: Neanderthal akhirnya punah, meninggalkan jejak hanya dalam DNA manusia modern.

Baca juga: Apa Saja Perbedaan Homo sapiens dengan Neanderthal?

Ilustrasi manusia purba Neanderthal hidup di dalam gua menyalakan api untuk menghangatkan tubuh.Shutterstock Ilustrasi manusia purba Neanderthal hidup di dalam gua menyalakan api untuk menghangatkan tubuh.

Mengapa Neanderthal Punah?

Kepunahan adalah bagian alami dari evolusi. Diperkirakan 99,9 persen semua spesies yang pernah ada di Bumi telah punah. Namun, yang menarik adalah bagaimana Neanderthal menghilang sepenuhnya dari habitat mereka setelah hidup selama ratusan ribu tahun.

Berdasarkan penelitian, Neanderthal punah sekitar 40.000 hingga 37.000 tahun yang lalu. Beberapa individu mungkin bertahan lebih lama di daerah tertentu, tetapi tidak ada bukti kuat bahwa mereka hidup lebih lama dari periode tersebut. Salah satu teknik yang digunakan untuk menentukan waktu kepunahan ini adalah penanggalan radiokarbon.

Faktor-Faktor Penyebab Kepunahan Neanderthal

Perubahan Iklim

Neanderthal hidup melalui berbagai perubahan iklim ekstrem, termasuk periode glasial dan interglasial yang drastis. Namun, sekitar 55.000 tahun yang lalu, terjadi perubahan iklim yang sangat cepat dan tidak terduga. Penurunan suhu ekstrem ini berdampak pada ekosistem dan sumber makanan mereka.

Persaingan dengan Homo Sapiens

Saat manusia modern mulai bermigrasi ke Eropa dan Asia, mereka membawa teknologi yang lebih maju, seperti jarum untuk menjahit pakaian, harpun untuk berburu ikan, serta senjata jarak jauh. Selain itu, Homo sapiens memiliki jaringan sosial yang lebih luas, memungkinkan mereka bertahan dalam kondisi yang sulit. Neanderthal, yang lebih terbatas dalam populasi dan genetika, akhirnya kalah dalam persaingan ini.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau