Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Ajaib 100 Hz: Cara Baru Atasi Mabuk Perjalanan Tanpa Obat

Kompas.com - 08/04/2025, 12:26 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Mabuk perjalanan adalah masalah yang dialami banyak orang, dari anak-anak hingga dewasa. Entah saat naik mobil, kapal, atau pesawat, gejalanya – mual, pusing, dan keringat dingin – bisa mengubah perjalanan menjadi mimpi buruk.

Seiring berkembangnya teknologi transportasi, terutama kendaraan tanpa pengemudi (self-driving), semakin banyak penumpang yang berisiko mengalami ketidaknyamanan ini. Karena itu, solusi yang aman dan praktis sangat dibutuhkan.

Kini, para ilmuwan dari Nagoya University Graduate School of Medicine di Jepang menemukan solusi yang sangat tidak biasa: menggunakan suara untuk meredakan mabuk perjalanan.

Baca juga: Apa Saja Obat Alami untuk Mengatasi Mabuk Perjalanan? Ini 7 Daftarnya...

Rahasia di Balik Frekuensi 100 Hz

Penelitian yang dipimpin oleh Takumi Kagawa dan Masashi Kato ini menemukan bahwa nada murni dengan frekuensi 100 Hz, yang diputar hanya selama satu menit, dapat mengurangi gejala fisik dan emosional mabuk perjalanan.

Dalam jurnal Environmental Health and Preventive Medicine, tim peneliti menjelaskan bahwa gejala mabuk perjalanan berawal dari konflik antara apa yang dilihat mata dan sinyal keseimbangan dari telinga bagian dalam. Ketika otak menerima informasi yang bertentangan dari dua sistem ini, timbullah kebingungan – dan mual.

Peneliti memfokuskan pada organ keseimbangan di telinga bagian dalam, khususnya utrikulus, yang mendeteksi gerakan linear dan gravitasi. Mereka menemukan bahwa suara pada 100 Hz dapat mengaktifkan utrikulus, tetapi hanya saat otoconia – kristal kalsium karbonat kecil yang penting untuk keseimbangan – masih ada.

“Getaran dari suara unik ini menstimulasi organ keseimbangan (otolitik) di telinga dalam,” jelas Kato. “Ini menunjukkan bahwa stimulasi suara yang tepat bisa mengaktifkan sistem vestibular yang menjaga keseimbangan dan orientasi ruang.”

Baca juga: Penyebab Mabuk Perjalanan dan Cara Mengatasinya

Uji Coba pada Tikus dan Manusia

Untuk membuktikan efektivitas suara ini, peneliti pertama-tama melakukan uji keseimbangan pada tikus. Hasilnya, tikus yang mendengar suara 100 Hz sebelum diguncang mampu menjaga keseimbangan lebih baik dibanding yang tidak mendengar suara. Manfaat ini bahkan bertahan hingga dua jam.

Frekuensi lain, seperti 250 Hz, tidak menunjukkan efek serupa, menandakan bahwa frekuensi 100 Hz memiliki efek yang sangat spesifik.

Lalu dilakukan uji coba pada manusia. Para partisipan – semuanya memiliki riwayat mabuk perjalanan – diminta membaca saat berada dalam simulator mobil, kursi ayunan, atau mobil sungguhan. Aktivitas membaca saat bergerak diketahui dapat memperparah mabuk perjalanan.

Sebelum sesi dimulai, sebagian peserta diperdengarkan suara 100 Hz selama satu menit melalui speaker di dekat telinga mereka, sementara sebagian lainnya tidak.

Hasilnya mencengangkan: mereka yang mendengar suara merasa lebih stabil, tidak terlalu pusing, dan tidak mual. Pengukuran keseimbangan dengan posturografi menunjukkan bahwa pusat gravitasi mereka lebih stabil.

Baca juga: Tips Mencegah dan Mengatasi Mabuk Perjalanan

Menenangkan Sistem Saraf

Studi ini juga menemukan bahwa suara tersebut meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatik (yang menenangkan tubuh) dan mengurangi dominasi sistem saraf simpatik (yang menyebabkan stres dan mual).

“Studi kami menunjukkan bahwa stimulasi suara jangka pendek dengan ‘sound spice®’ mengurangi gejala mabuk perjalanan seperti mual dan pusing,” kata Kagawa.

Yang menarik, tingkat suara yang digunakan (80–85 dBZ) berada dalam batas aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan suara pada tingkat ini umum ditemui di kehidupan sehari-hari, seperti percakapan biasa.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau