Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Depan Blackberry: Tanpa Duri, Tahan Penyakit, dan Lebih Lezat

Kompas.com - 30/04/2025, 11:09 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Earth.com

KOMPAS.com - Terobosan genetik terbaru dari Universitas Florida menjanjikan blackberry masa depan yang lebih unggul—tanpa duri, tahan penyakit, dan lebih kaya rasa.

Dalam dua dekade terakhir, blackberry telah mengalami lonjakan popularitas yang signifikan. Di Amerika Serikat saja, produksi blackberry mencapai 17 ribu ton untuk olahan dan hampir 1,3 ribu ton untuk konsumsi segar setiap tahunnya. Dengan permintaan yang terus meningkat, terutama dari konsumen yang peduli kesehatan, blackberry menjadi tanaman bernilai tinggi yang menarik bagi para petani—terutama mereka yang terdampak oleh penurunan produksi buah jeruk.

Menurut sensus pertanian USDA tahun 2022, Florida telah menanam blackberry di atas lahan seluas 702 hektare yang tersebar di 277 pertanian. Dengan hadirnya varietas baru yang ditingkatkan secara genetik, angka ini berpotensi meningkat drastis.

Baca juga: 9 Manfaat Buah Blackberry untuk Kesehatan, Dapat Mencegah Pikun

Terobosan Genetik: Memetakan Genom Blackberry

Tim peneliti dari University of Florida Institute of Food and Agricultural Sciences (UF/IFAS), yang dipimpin oleh Dr. Zhanao Deng, berhasil menciptakan peta genom berskala kromosom pertama untuk varietas blackberry tetraploid bernama BL1. Blackberry jenis ini memiliki empat set kromosom, yang membuatnya jauh lebih kompleks dibandingkan tanaman lain.

Melalui teknologi Oxford Nanopore sequencing dan Hi-C scaffolding, mereka merakit genom dengan panjang 919 megabasa yang tersebar di 27 kromosom semu, mencakup lebih dari 92% estimasi panjang genom keseluruhan.

“Penelitian ini bukan hanya meningkatkan pemahaman kita tentang genetika blackberry, tapi juga membuka jalan bagi teknik pemuliaan yang lebih efisien,” ujar Deng.

Baca juga: Buah Beri Ternyata Berkhasiat Sama Seperti Viagra

Duri: Masalah Besar, Solusi Genetik

Salah satu tujuan utama dari pemuliaan blackberry adalah menghilangkan duri. Duri tidak hanya menyulitkan panen, tetapi juga bisa melukai pekerja dan merusak buah. Tim peneliti berhasil mengidentifikasi wilayah genetik yang bertanggung jawab atas keberadaan duri serta faktor transkripsi yang memengaruhi sifat tersebut.

“Dengan pemahaman ini, kita bisa membiakkan blackberry tanpa duri secara lebih tepat dan cepat,” jelas Deng.

Penelitian ini juga mengungkap gen yang mengatur produksi antosianin, pigmen yang memberi warna ungu tua atau hitam pada blackberry sekaligus berfungsi sebagai antioksidan.

“Temuan ini membantu kita memahami proses pembentukan warna khas blackberry, sekaligus membuka peluang untuk meningkatkan nilai gizinya,” tambah Deng.

Baca juga: Seberapa Besar Manfaat Acai Berry untuk Kesehatan?

Ilustrasi tanaman blackberryPixabay/NoName_13 Ilustrasi tanaman blackberry

Tahan Penyakit, Lebih Ramah Lingkungan

Peneliti juga menemukan ratusan gen resistensi terhadap penyakit, termasuk dari keluarga gen NLR dan MLO. Hal ini sangat penting bagi petani di wilayah seperti Florida yang rentan terhadap penyakit seperti orange cane blotch dan leaf spot.

Dengan varietas yang tahan secara alami, ketergantungan terhadap pestisida kimia bisa dikurangi, sekaligus menekan biaya produksi dan dampak lingkungan.

Biasanya, blackberry hanya berbuah di tahun kedua. Namun, varietas primocane-fruiting memungkinkan tanaman berbuah sejak tahun pertama. Tim peneliti berhasil memetakan gen-gen yang mengatur sifat ini, membuka peluang untuk panen lebih dari sekali dalam setahun, terutama di wilayah dengan musim tanam yang pendek.

Dampak Global

Dengan nilai impor blackberry segar mencapai 519 juta dolar AS dan produksi global melebihi 900 ribu ton metrik per tahun, dampak dari riset ini sangat besar. Tak hanya untuk Florida, namun juga untuk produksi blackberry secara global.

“Rilis genom tetraploid blackberry ini bisa menghasilkan varietas baru dengan kualitas buah yang lebih tinggi dan ketahanan terhadap penyakit penting,” tegas Deng.

Riset genomik yang dilakukan oleh tim UF/IFAS membuka babak baru dalam dunia pertanian. Blackberry masa depan bukan hanya lebih mudah dipanen dan lebih sehat untuk dikonsumsi, tapi juga lebih menguntungkan bagi petani. Masa depan blackberry yang tanpa duri, tahan penyakit, dan lebih lezat kini semakin dekat.

Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Horticulture Research.

Baca juga: 5 Manfaat Buah Semangka untuk Kesehatan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau