Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2025, 14:41 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Warna dan pola pada tubuh hewan memiliki beragam fungsi penting. Ada yang digunakan untuk menarik pasangan, ada juga yang berfungsi sebagai peringatan bagi predator bahwa mereka berbahaya. Namun bagi predator penyergap seperti harimau, kemampuan untuk bersembuyi tidak terlihat oleh mangsa adalah hal yang sangat menentukan: apakah mereka bisa makan atau harus menahan lapar.

Pertanyaannya adalah: dari semua warna yang ada, mengapa harimau justru berwarna oranye?

Ini menjadi pertanyaan menarik, mengingat bagi manusia, oranye adalah warna mencolok yang digunakan untuk menarik perhatian — seperti rompi keselamatan atau kerucut lalu lintas. Warna ini gampang terlihat di hampir semua lingkungan, membuat harimau tampak cukup mudah terlihat oleh kita. Tapi, hal ini terjadi karena manusia memiliki penglihatan warna yang disebut trikomatik.

Baca juga: Lama Tidak Terlihat, Seperti Apakah Harimau Jawa?

Rahasia di Balik Cara Kita Melihat Warna

Ketika cahaya masuk ke mata, ia mengenai retina, lapisan tipis di bagian belakang mata. Retina ini memiliki dua jenis reseptor cahaya: batang (rods) dan kerucut (cones). Batang hanya mendeteksi terang-gelap, dan aktif dalam kondisi cahaya redup. Sementara kerucut bertugas mengenali warna. 

Sebagian besar manusia memiliki tiga jenis kerucut: untuk warna biru, hijau, dan merah — inilah sebabnya kita disebut trikomatik, karena bisa melihat kombinasi dari tiga warna primer ini. Jenis penglihatan ini juga dimiliki oleh kera dan beberapa spesies monyet.

Namun, kebanyakan mamalia darat seperti anjing, kucing, kuda, dan rusa — yang juga menjadi mangsa utama harimau — hanya memiliki penglihatan dikromatik. Artinya, mereka hanya punya dua jenis kerucut: untuk warna biru dan hijau. Bagi manusia, kondisi seperti ini disebut buta warna merah-hijau, dan membuat sulit membedakan warna-warna tersebut. Begitu pula bagi hewan dikromatik — mereka tidak bisa melihat perbedaan antara hijau dan oranye.

Baca juga: Mengapa Harimau Bisa Jadi Pemakan Manusia?

ilustrasi harimau, salah satu hewan yang terancam punah.iStockphoto/Ondrej Prosicky ilustrasi harimau, salah satu hewan yang terancam punah.

Trik Kamuflase yang Efektif

Karena rusa hanya melihat dua spektrum warna, mereka tidak melihat harimau sebagai makhluk berwarna oranye mencolok. Bagi mereka, harimau tampak seperti warna hijau atau kecokelatan — membuatnya seolah menyatu dengan latar hutan atau rerumputan tinggi. Jadi, walaupun menurut kita harimau terlihat terang, bagi mangsanya, mereka justru tersembunyi dengan baik.

Tentu saja, akan lebih sempurna jika harimau berwarna hijau, bukan? Sayangnya, seperti dijelaskan oleh John Fennell, dosen di Bristol Veterinary School, "Pada dasarnya, lebih mudah bagi tubuh hewan untuk memproduksi warna cokelat dan oranye karena struktur biomolekulnya." 

Warna hijau sangat sulit diproduksi secara biologis dalam bentuk bulu. Bahkan, satu-satunya mamalia yang tampak ‘hijau’ hanyalah kukang — itupun bukan karena bulunya, melainkan karena lumut yang tumbuh di atasnya.

Baca juga: Banyak Kisah Perjumpaan Tapi Minim Bukti, Apakah Harimau Jawa Masih Ada?

Uji Coba dengan Teknologi dan Evolusi

Fennell telah menggunakan kecerdasan buatan untuk menguji pola dan warna terbaik untuk kamuflase di berbagai lingkungan. Dalam acara Animals Behaving Badly di BBC One tahun 2018, ia melakukan eksperimen sederhana dengan presenter yang mengenakan kacamata khusus untuk mensimulasikan penglihatan dikromatik. Hasilnya? Presenter membutuhkan waktu jauh lebih lama untuk menemukan harimau di gambar ketika menggunakan kacamata tersebut.

Tapi mengapa hewan mangsa seperti rusa tidak berevolusi menjadi trikomatik agar bisa mendeteksi predator dengan lebih baik?

Menurut Fennell, jawabannya sederhana: "Anda bisa membayangkan bahwa dalam perlombaan evolusi, peningkatan kemampuan melihat akan membantu mangsa. Tapi tampaknya tidak ada tekanan evolusioner bagi rusa untuk menjadi trikomatik." Salah satu alasannya adalah karena harimau sendiri juga tidak tahu bahwa dirinya berwarna oranye — mereka pun dikromatik.

"Jadi, perlombaan evolusi dalam hal ini tidak benar-benar terjadi untuk warna tersebut," lanjut Fennell. "Harimau hanya berevolusi dengan warna dan pola yang sangat cocok sebagai kamuflase di lingkungan hutan."

Dengan demikian, warna oranye harimau yang tampak mencolok bagi manusia justru merupakan kamuflase yang sangat efektif bagi mangsanya — hasil adaptasi cerdas dalam perjalanan panjang evolusi.

Baca juga: 7 Fakta Harimau Benggala, Harimau dengan Taring Terpanjang

Ilustrasi harimau putih. SusuMa/WIKIMEDIA COMMONS Ilustrasi harimau putih.

Harimau Putih dan hitam: Warna Langka dari Mutasi Genetik

Lalu mengapa ada harimau putih dan hitam? Mereka bukan spesies yang berbeda, melainkan varian dari harimau Bengal (Panthera tigris tigris) yang mengalami mutasi genetik resesif pada gen penghasil pigmen. Warna putihnya bukan karena albinisme (mereka masih punya garis-garis gelap), tetapi karena kondisi yang disebut leucisme — hilangnya sebagian pigmen melanin.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau