Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2025, 07:57 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Kita semua hari ini adalah bagian dari Homo sapiens — istilah Latin yang berarti manusia yang tahu. Namun, tahukah kamu bahwa Homo sapiens bukanlah satu-satunya manusia yang pernah hidup di muka Bumi? Jauh sebelum kita ada, telah hidup berbagai “kerabat” manusia yang masuk dalam genus Homo.

Fosil-fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa manusia modern muncul sekitar 300.000 tahun lalu di Afrika. Tetapi, jejak manusia jauh lebih tua dari itu. Lalu, spesies manusia pertama apa yang tercatat dalam sejarah?

Homo habilis: “Manusia Tangan Terampil”

Spesies pertama yang diakui para ilmuwan sebagai manusia adalah Homo habilis, atau “manusia tangan terampil”. Mereka hidup di Afrika sekitar 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu. Ciri khasnya adalah mampu membuat dan menggunakan alat-alat batu sederhana.

Namun, pertanyaan pun muncul: benarkah Homo habilis adalah manusia pertama? Beberapa fosil lebih tua memberi petunjuk bahwa mungkin ada spesies Homo lain yang hidup sebelumnya, meski bukti masih sangat terbatas.

Seperti yang dikatakan Tim D. White, paleoantropolog dari University of California Berkeley: “Proses evolusi itu berlangsung terus-menerus, sementara label yang kita berikan bersifat statis.”

Dengan kata lain, sulit menentukan titik pasti kapan Australopithecus (genus kera purba) “berubah” menjadi Homo. Evolusi bukanlah loncatan instan, melainkan proses bertahap.

Baca juga: Homo Habilis, Manusia Tangkas dari Afrika

Dari Australopithecus ke Homo

Sebelum ada Homo, Bumi sudah dihuni Australopithecus, yang berarti “kera selatan” karena pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Fosil terkenal seperti “Lucy” (Australopithecus afarensis) yang ditemukan di Ethiopia pada 1974 adalah salah satu contohnya.

Perbedaan utama Homo dengan Australopithecus adalah ukuran otak yang lebih besar dan gigi yang lebih kecil. Kemampuan otak ini memungkinkan penggunaan alat batu yang lebih kompleks. Namun, White menegaskan bahwa sifat-sifat seperti otak besar mungkin sudah muncul bertahap dalam populasi Australopithecus. Artinya, tidak ada satu titik kelahiran Homo yang jelas.

Baca juga: Bagaimana Manusia Pertama Muncul di Dunia, Menurut Sains?

Homo rudolfensis: Pesaing Homo habilis?

Sejak 1970-an, para peneliti juga menemukan fosil yang mereka namai Homo rudolfensis. Spesies ini tampak lebih besar, dengan otak lebih besar dan wajah lebih datar dibandingkan Homo habilis, sehingga sekilas lebih mirip manusia modern.

Fosil rudolfensis diperkirakan juga berusia 2,4 juta tahun. Namun, masalahnya hanya ada satu fosil yang benar-benar baik untuk spesies ini. Jadi, masih jadi perdebatan apakah ini benar-benar spesies baru atau sekadar Homo habilis dengan bentuk berbeda.

Penemuan terbaru bahkan menunjukkan adanya fosil Homo yang jauh lebih tua, berusia sekitar 2,8 juta tahun. Sayangnya, yang ditemukan hanya fragmen rahang dan gigi, sehingga sulit memastikan apakah itu berasal dari Homo habilis, Homo rudolfensis, atau mungkin spesies Homo lain yang belum kita kenal.

Sebuah studi pada 2025 juga menemukan gigi berusia 2,59 hingga 2,78 juta tahun yang mungkin milik Homo purba misterius ini.

Rick Potts, paleoantropolog dari Smithsonian Institution, mengatakan: “Ada banyak kegembiraan sekaligus ketidakpastian dalam usaha menemukan asal-usul genus Homo.”

Baca juga: Berapa Banyak Spesies Manusia Purba yang Pernah Hidup di Bumi?

Jadi, Siapa Manusia Pertama?

Jawabannya: belum ada kepastian. Yang jelas, Homo habilis adalah spesies pertama yang diakui luas sebagai “manusia”, tetapi bukti fosil membuka kemungkinan bahwa ada Homo lain yang lebih tua. Evolusi berjalan seperti spektrum, bukan garis tegas, sehingga sulit memberi label pasti.

Yang menarik, hampir semua bukti tertua tentang manusia berasal dari Afrika. Dari benua inilah, nenek moyang kita berkembang, bereksperimen dengan alat, lalu perlahan menyebar ke seluruh dunia.

Baca juga: Dari Banyak Manusia Purba, Mengapa Hanya Homo sapiens yang Bertahan?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau