Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil ‘Naga’ Berusia 240 Juta Tahun Ditemukan di Tiongkok

Kompas.com - 18/08/2025, 14:46 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Penemuan fosil spektakuler di Tiongkok baru-baru ini mengungkap keberadaan reptil laut purba berusia 240 juta tahun yang bentuknya sangat mirip dengan sosok naga dalam mitologi Tiongkok. Fosil ini berasal dari spesies bernama Dinocephalosaurus orientalis, yang hidup di lautan pada masa Trias Tengah.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Earth and Environmental Science: Transactions of the Royal Society of Edinburgh pada Februari 2024, dan langsung menarik perhatian dunia ilmiah karena memberikan perspektif baru tentang evolusi kehidupan laut purba.

Penemuan Fosil dan Signifikansinya

Dinocephalosaurus orientalis dikenal dengan ciri paling menonjol: leher yang sangat panjang, menyerupai naga dalam budaya Tiongkok. Fosil pertama kali ditemukan pada 2003 di Formasi Guanling, Provinsi Guizhou. Saat itu hanya sebagian tengkorak dan tulang belakang yang ditemukan.

Namun, baru setelah penemuan tambahan yang lebih lengkap, para paleontolog bisa menyusun kerangka utuh hewan ini.

Dr. Nick Fraser dari National Museum of Scotland mengatakan, “Penemuan fosil tambahan memungkinkan kita melihat hewan berleher panjang yang luar biasa ini untuk pertama kalinya secara utuh. Ia benar-benar mengingatkan pada sosok naga mitologi Tiongkok yang panjang dan meliuk. Kami yakin Dinocephalosaurus orientalis akan memikat imajinasi dunia karena penampilannya yang mencolok.”

Temuan ini menegaskan pentingnya Formasi Guanling sebagai lokasi penggalian fosil, yang selama beberapa dekade terakhir menghasilkan banyak penemuan besar dari periode Trias.

Baca juga: Naga Kematian Raksasa Ditemukan di Argentina, Sayapnya Capai 9 Meter

Anatomi Unik dan Makna Evolusi

Ciri paling mencolok dari Dinocephalosaurus adalah lehernya yang terdiri dari 32 ruas tulang leher (vertebra servikal)—salah satu contoh ekstrem dari reptil laut berleher panjang. Panjang leher ini bahkan menyaingi reptil laut lain seperti Tanystropheus hydroides.

Menurut Dr. Stephan Spiekman, pakar reptil laut berleher panjang: “Dinocephalosaurus unik karena memiliki lebih banyak ruas tulang di leher dan tubuh dibandingkan Tanystropheus. Ia juga vivipar, artinya melahirkan anak hidup, bukan bertelur. Dengan sirip dan temuan sisa ikan di perutnya, jelas ia sangat beradaptasi dengan kehidupan laut.”

Adaptasi ini menunjukkan bagaimana reptil laut berevolusi pada periode Trias. Leher panjangnya kemungkinan membantu dalam berburu ikan, sementara anggota badan yang menyerupai sirip membuatnya gesit di dalam air.

Baca juga: Fosil Naga Laut Ditemukan di Dasar Waduk di Inggris, Apa Itu?

ilustrasi Dinocephalosaurus orientalis yang tampak nyata sedang berenang bersama ikan prasejarah bernama Saurichthys. Marlene Donelly ilustrasi Dinocephalosaurus orientalis yang tampak nyata sedang berenang bersama ikan prasejarah bernama Saurichthys.

Kolaborasi Internasional

Penelitian ini adalah hasil kerja sama global antara ilmuwan dari Tiongkok, Amerika Serikat, dan Eropa.

Dr. Li Chun dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology, Beijing, menegaskan: “Ini adalah hasil usaha internasional. Dengan kolega dari Amerika Serikat dan Eropa, kami memanfaatkan spesimen baru untuk memperluas pengetahuan tentang Dinocephalosaurus. Dari semua penemuan luar biasa di Guizhou, reptil laut ini mungkin yang paling menakjubkan.”

Kolaborasi lintas negara ini menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dalam memahami kehidupan purba. Dengan sudut pandang ilmiah yang beragam, penelitian ini tidak hanya memperkaya ilmu pengetahuan, tetapi juga menghubungkan budaya dengan sains melalui sosok naga yang selama berabad-abad hidup dalam imajinasi masyarakat Tiongkok.

Tak heran jika para peneliti menyebutnya sebagai salah satu temuan paling menakjubkan dari periode Trias di Tiongkok.

Baca juga: Fosil Dinosaurus Era Jurassic Ditemukan di Gurun Atacama, Dijuluki Si Naga Terbang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau