KOMPAS.com - Tahukah kamu? Cara seseorang berdiri bisa menjadi “jendela” untuk melihat kepribadiannya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa postur tubuh tidak hanya mencerminkan suasana hati sesaat, tetapi juga dapat mengungkapkan sifat-sifat kepribadian yang cukup konsisten dari waktu ke waktu.
Sejak lama, bahasa tubuh diyakini memberi sinyal tentang emosi dan status sosial. Sebelum seseorang mengucapkan sepatah kata pun, posisi tubuhnya—apakah tegak, membungkuk, terbuka, atau tertutup—sudah memberi isyarat mengenai bagaimana ia memandang status, kekuasaan, maupun orang lain di sekitarnya.
Penelitian yang dipimpin oleh Soren Wanio-Theberge dan Jorge Armony dari McGill University mencoba menjawab pertanyaan menarik: Apakah ada perbedaan postur tubuh yang bersifat “tetap” dan bisa mencerminkan kepribadian seseorang?
Baca juga: 8 Bahasa Tubuh Tanda Tidak Setuju yang Perlu Diperhatikan
Hasil penelitian menemukan bahwa perbedaan alami dalam postur tubuh berkaitan dengan cara seseorang memandang persaingan, hierarki, dan kekuasaan.
Orang yang cenderung berdiri lebih tegak dengan dagu terangkat biasanya memiliki pandangan lebih dominan terhadap dunia sosial, bahkan dalam beberapa kasus menunjukkan skor lebih tinggi pada sifat manipulatif atau antisosial.
Sebaliknya, orang dengan postur lebih rileks atau bervariasi cenderung memiliki pandangan sosial yang lebih fleksibel dan tidak terlalu kompetitif.
Dalam kata-kata peneliti: “Postur dominan digunakan sebagian individu untuk memperkuat posisi sosial mereka, meskipun kadang hal ini dilakukan dengan mengorbankan orang lain.”
Baca juga: 10 Bahasa Tubuh Ini Bisa Menunjukkan Kalau Seseorang Tertarik Padamu
Aspek paling informatif dari penelitian ini adalah sudut fleksi leher—berapa jauh posisi kepala menunduk atau mendongak.
Dagu terangkat (chin up): cenderung berhubungan dengan orientasi dominan, kepribadian manipulatif (Machiavellian), dan rendahnya empati serta kontrol amarah.
Dagu menunduk: lebih sering dikaitkan dengan sikap rendah hati, terbuka, dan tidak terlalu berorientasi pada dominasi sosial.
Yang menarik, pola ini tetap stabil meskipun peserta diukur kembali setelah satu bulan, sehingga dianggap sebagai trait (sifat bawaan), bukan sekadar suasana hati sementara.
Baca juga: 8 Bahasa Tubuh yang Menandakan Kita Kurang Percaya Diri
Kamu mungkin teringat pada tren “power pose” yang sempat populer—di mana berdiri tegap bisa meningkatkan rasa percaya diri. Namun, penelitian ini menemukan hal berbeda: mengubah postur sesaat tidak otomatis mengubah pikiran atau kepribadian.
Justru, yang lebih bermakna adalah postur alami sehari-hari. Postur inilah yang mencerminkan sikap dasar seseorang terhadap dunia sosialnya.
Baca juga: Postur Tegak Cepat Menghilangkan Suasana Hati Murung
Dalam interaksi sehari-hari, kita terbiasa membaca bahasa tubuh orang lain:
Tetapi penting diingat: konteks selalu menentukan. Tidak semua orang yang membungkuk adalah pemalu, begitu pula orang tegak tidak selalu angkuh.
Baca juga: Orang Tanpa Pengetahuan dan Keterampilan Cenderung Lebih Percaya Diri