Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuskus, Satwa Endemik Indonesia Timur yang Terancam Punah

Kompas.com - 25/10/2025, 21:00 WIB
Hanis Tri Astuti ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kuskus merupakan satwa endemik yang menjadi ikon keanekaragaman hayati di Indonesia bagian timur. Namun, keberadaannya kini berada di ambang kepunahan.

Hewan pemanjat pohon berbulu lebat ini semakin sulit dijumpai di habitat alaminya akibat perburuan liar dan kerusakan hutan.

Kondisi tersebut mengancam keseimbangan ekosistem sekaligus memicu seruan akan pentingnya pelestarian satwa langka ini.

Sudahkah kamu mengenal satwa yang satu ini? Jika belum, berikut penjelasan lengkapnya.

Baca juga: Berikut 3 Pesona Flora Endemik di Kalimantan

Morfologi dan ciri fisik Kuskus

Kuskus termasuk dalam famili Phalangeridae dan merupakan hewan marsupial atau mamalia berkantung.

Satwa ini memiliki bentuk tubuh yang unik, dengan ciri khas berupa wajah bulat, bulu lebat, serta ekor panjang dan kuat (ekor prehensil) yang berfungsi menopang tubuh saat berpindah dari satu dahan ke dahan lain.

Tiap spesies kuskus memiliki perbedaan morfologi. Misalnya, Phalanger orientalis memiliki bulu dominan abu-abu kecokelatan, sedangkan Spilocuscus maculatus memiliki pola totol hitam-putih yang khas.

Bagian telinganya kecil dan kadang tertutup bulu, sementara matanya cenderung sipit dengan pupil berwarna gelap.

Baca juga: Flora Endemik Indonesia: Dari Definisi hingga Pelestariannya

Ciri dan kebiasaan hewan Kuskus

Kuskus dikenal sebagai hewan arboreal, yang berarti sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pohon. Mereka juga bersifat soliter, jarang hidup berkelompok.

Sebagian besar spesies kuskus bersifat nokturnal atau aktif di malam hari. Namun, kuskus beruang (Ailurops ursinus) yang ditemukan di Sulawesi menjadi pengecualian karena bersifat diurnal, yaitu aktif pada siang hari.

Hal ini membuatnya lebih rentan terhadap aktivitas manusia seperti perburuan atau penebangan hutan.

Dalam ekosistem, keberadaan kuskus berperan penting sebagai indikator kesehatan lingkungan. Hewan ini membantu penyebaran biji-bijian, yang berkontribusi terhadap regenerasi hutan.

Baca juga: Flora Endemik Jawa: Edelweiss, Rasamala, dan Kehidupan di Pegunungan

Seekor kuskus beruang (Ailurops ursinus) sedang memanjat pohon. Satwa berkantung ini sangat lembat bergerak sehingga mudah diambil orang yang tidak bertanggung jawab.KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR Seekor kuskus beruang (Ailurops ursinus) sedang memanjat pohon. Satwa berkantung ini sangat lembat bergerak sehingga mudah diambil orang yang tidak bertanggung jawab.

Aktivitas harian Kuskus

Aktivitas harian kuskus bervariasi antarspesies, namun sebagian besar waktunya dihabiskan untuk beristirahat.

Kebiasaan ini berkaitan dengan proses pencernaan makanan yang lambat. Selain beristirahat, kuskus juga beraktivitas untuk berpindah (moving), mencari makan (foraging), dan makan (feeding).

Saat berpindah, kuskus menggunakan keempat kaki dan ekornya untuk menjaga keseimbangan di dahan pohon.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau