Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa HMPV Bisa Sebabkan Kematian? Ini Penjelasan Epidemiolog

Kompas.com - 12/01/2025, 12:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit akibat human metapneumovirus (HMPV) memiliki gejala mirip Covid-19 yang menyebabkan kematian 143.500 jiwa per 5 November 2021.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta mencatat terdapat 214 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat human metapneumovirus (HMPV) sejak 2023 hingga Januari 2025.

"Sejak 2023 hingga Januari 2025, kami mencatat total kasus ISPA akibat HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta sebanyak 214 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Ani Ruspitawati, diberitakan Kompas TV, Sabtu (11/1/2025).

Ani menuturkan, 214 kasus HMPV tetsebut terdiri dari 13 kasus pada 2023, 121 kasus pada 2024, dan 79 kasus ditemukan selama Januari 2025.

Lantas, apakah HMPV dapat mengakibatkan kematian pada penderitanya dan bagaunaba pengibatanya?

Baca juga: 6 Kelompok yang Lebih Berisiko Terserang HMPV, Salah Satunya Anak-anak


HMPV penyebab kematian

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengungkapkan virus HMPV bisa menyebabkan kematian. Tetapi, persentasenya kecil.

"Case fatality atau angka kematiannya itu dikisaran satu persen paling tinggi. Itu berdasarkan studi yang dilakukan pada 2021," ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (12/1/2025).

Dia menuturkan, kematian akibat HMPV berpotensi dialami penderita virus tersebut yang masuk dalam kelompok rentan.

Kelompok rentan HMPV antara lain sebagai berikut:

  • Anak di bawah satu tahun atau berusia 6-8 bulan
  • Orang lanjut usia berumur lebih dari 70 tahun
  • Orang dengan penyakit komorbid seperti diabetes atau penyakit paru-paru
  • Orang dengan imun rendah atau mengalami penurunan kekebalan tubuh.

"Ini (kematian) biasa terjadi umumnya karena komplikasi, ada dugaan infeksi, atau infeksi bersama (virus lain)," jelas Dicky.

HMPV ditularkan melalui droplets atau percikan air liur saat penderita virus tersebut batuk, bersin, atau bicara.

HMPV ini juga bisa disebarkan lewat kontak langsung dengan penderita ataupun menyentuh barang yang terkontaminasi.

Penderita HMPV akan mengalami gejala mirip Covid-19 berupa batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, mengi, sakit tenggorokan, mual, muntah, diare, atau ruam.

HMPV juga terkadang menyebabkan komplikasi serius seperti bronkitis atau pneumonia, bronkiolitis, radang paru-paru, asma kambuh, serta infeksi telinga.

Baca juga: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Pulih dari HMPV?

Pengobatan HMPV

Diagnosis HMPV dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan dari hidung atau tenggorokan. Sampel itu kemudian dites di laboratorium untuk mengetahui atau memastikan jenis virusnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Mendagri Nepal Mundur Usai 19 Orang Tewas Dalam Aksi Demo Pemblokiran Media Sosial dan Korupsi
Mendagri Nepal Mundur Usai 19 Orang Tewas Dalam Aksi Demo Pemblokiran Media Sosial dan Korupsi
Tren
Wajib Menang, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Kalah dari Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23?
Wajib Menang, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Kalah dari Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23?
Tren
Resmi, Daftar Baru Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Resmi, Daftar Baru Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Tren
Warga di Ponorogo Bayar PBB Pakai Hasil Panen Pisang Cavendish, Bisa Ditiru Daerah Lain?
Warga di Ponorogo Bayar PBB Pakai Hasil Panen Pisang Cavendish, Bisa Ditiru Daerah Lain?
Tren
Media Vietnam dan Korsel Soroti Hasil Imbang Indonesia Vs Lebanon, Apa Kata Mereka?
Media Vietnam dan Korsel Soroti Hasil Imbang Indonesia Vs Lebanon, Apa Kata Mereka?
Tren
Kenapa Pejabat RI Sulit Mundur Meski Didesak Publik? Ini Penjelasan Sosiolog
Kenapa Pejabat RI Sulit Mundur Meski Didesak Publik? Ini Penjelasan Sosiolog
Tren
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Tren
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau