Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rikson Pandapotan Tampubolon
Dosen

Dosen; Direktur Eksekutif Batam Labor and Public Policies; Konsultan; Pengamat Kebijakan Publik

Belajar dari Singapura: Melindungi Warga dari Bahaya Vape

Kompas.com - 21/08/2025, 14:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI SINGAPURA, vape kini diperlakukan bukan sekadar “produk gaya hidup”, melainkan ancaman kesehatan publik yang serius setara isu narkoba.

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong sudah terang-terangan menyatakan pemerintah akan menaikkan level penegakan dan sanksi, termasuk kemungkinan pidana penjara bagi pelaku peredaran, terutama yang mencampur zat berbahaya seperti etomidate dalam kartrid “K-pod”.

Pesannya tegas, kebijakan harus evidence-based, bergerak lebih cepat daripada pasar gelap yang selalu beradaptasi.

Singapura bukan tiba-tiba “keras”. Sejak 2018, memiliki, menggunakan, atau membeli e-vaporiser sudah ilegal dengan ancaman denda sampai 2.000 dollar Singapura.

Namun, pelanggaran tetap merangkak naik: sekitar 7.900 kasus pada 2023 (naik dari 5.000 pada 2022), dan ratusan siswa dirujuk ke HSA karena vaping.

Baca juga: Gejala dan Bahaya Etomidate pada Vape, Kenapa Setara Narkoba?

Pemerintah Singapura merespons dengan penegakan lintas-lembaga plus kampanye edukasi besar-besaran di sekolah, politeknik, dan layanan dinas nasional. Ini contoh klasik policy feedback loop: dari data, tindakan, evaluasi, terus lanjut ke penguatan.

Sementara itu, bukti ilmiah kian konsisten: vape tidak aman, menimbulkan adiksi nikotin, gangguan fungsi paru, dan risiko gangguan perkembangan otak.

WHO dan lembaga penelitian menekankan kebutuhan pembatasan kuat pada pemasaran, rasa (flavours), dan khususnya akses anak-remaja. Pelajaran yang lebih luas: ketika bukti berubah, kebijakan ikut diperbarui.

Ketertinggalan dan celah kebijakan di Indonesia

Indonesia belum melarang vape; produk HPTL (hasil pengolahan tembakau lainnya) termasuk rokok elektrik sudah dikenai cukai dan tarifnya dinaikkan bertahap, tetapi kerangka pengendalian komprehensif (soal rasa, pemasaran digital, penjualan daring, usia akses, pelacakan zat) masih tertinggal dibanding best practice regional.

Di saat yang sama, indikator remaja mengkhawatirkan: Kemenkes melaporkan perokok remaja terus naik dan penggunaan rokok elektrik meningkat dalam survei kesehatan mutakhir (SKI 2023).

Pesan intinya tren remaja bergerak naik persis ketika regulasi dan edukasi belum sekuat yang dibutuhkan.

Kita juga hidup di ekosistem digital yang membuat promosi vape “rasa dessert” dan influencer marketing menjangkau anak-remaja. Tanpa pagar kebijakan, nudges komersial akan selalu menang atas nudges kesehatan.

Baca juga: Merdeka dari Belenggu Penjajahan Produk Adiktif

Belajar dari Singapura bukan berarti menyalin kebijakan mereka secara mentah-mentah, melainkan menangkap esensi dari cara negara tersebut melindungi warganya dengan langkah tegas, berbasis bukti, dan terukur.

Bagi Indonesia, tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan generasi muda terlindungi, menutup ruang gelap peredaran ilegal, dan pada saat sama menyandarkan setiap keputusan pada basis riset dan ilmiah yang kuat.

Kerangka pengendalian yang menyeluruh perlu dibangun dengan memperkuat regulasi turunan PP 109/2012.

Halaman:


Terkini Lainnya
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Sepak Terjang Budi Gunawan, Menko Polkam yang Kena Reshuffle Hari Ini
Sepak Terjang Budi Gunawan, Menko Polkam yang Kena Reshuffle Hari Ini
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau