Mohon tunggu...
Silviani
Silviani Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Siliwangi

Suka traveling

Selanjutnya

Tutup

Healthy

TANGKAS: Langkah Konkret Menuju Generasi Emas

22 Mei 2025   09:31 Diperbarui: 22 Mei 2025   09:31 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Setelah Pelaksanaan Kegiatan TANGKAS, Sumber: Arsip KKN 68 Pagersari

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak terhadap pertumbuhan anak baik secara fisik maupun kognitif. Salah satu penyebab utama stunting ini ialah kurangnya asupan gizi yang seimbang pada 1000 hari pertama kehidupan. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6%. Hal ini sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, permasalahan stunting ini menjadi isu prioritas nasional yang gencar dibahas. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting memerlukan intervensi berbasis masyarakat, terutama melalui edukasi tentang pola makan sehat dan peningkatan kesadaran terhadap pentingnya gizi.

Sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mengatasi stunting, kami sebagai mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Pagersari berinisiatif untuk mengadakan program TANGKAS (Tangkal Stunting dengan Asupan Sehat). Dasar diadakannya program ini ialah dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh kami ke setiap wilayah yang ada di Desa Pagersari. Hasilnya, mengatakan bahwa ada beberapa yang terkena stunting di desa tersebut.

Program TANGKAS merupakan langkah konkret untuk mendukung pencegahan stunting melalui pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan lokal. PMT ditujukan untuk balita usia 6-59 bulan dengan menyediakan contoh makanan bergizi yang mudah diterapkan di rumah. PMT bertujuan meningkatkan status gizi balita dengan memanfaatkan bahan makanan lokal yang kaya nutrisi, seperti sayuran, pangan hewani, dan buah-buahan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 30 Desember 2024 bertempat di gor Desa Pagersari dengan dihadiri oleh ibu-ibu PKK dan para kader posyandu.

Kegiatan tangkas ini terbagi menjadi dua sesi yaitu penyuluhan dan demonstrasi masak. Penyuluhan dilakukan oleh anggota KKN 68 yaitu Anggia Jasmin Azhara dari jurusan Gizi, Universitas Siliwangi. Penyuluhan tersebut mengedukasi para kader dan anggota PKK mengenai gizi anak yang seimbang dan bagaimana cara melakukan pengolahan makanan untuk PMT dengan memanfaatkan bahan lokal yang ada.

Salah satu produk PMT yang ditawarkan adalah Steik Ayam Daun Kelor dan Nugget Ati Ayam Daun Kelor. Mengenai pemilihan menu tersebut dikarenakan bahan dasar yang digunakannya berbasis pangan lokal dan mengandung protein yang tinggi sehingga gizi anak bisa tercukupi, ungkap Anggia.

Pada sesi demonstrasi masak, anggota KKN 68 menunjukkan langkah-langkah cara pembuatannya sehingga para ibu PKK dan kader posyandu bisa melihat secara langsung proses pembuatannya. Program TANGKAS memberikan panduan dalam mengolah makanan PMT dengan cara yang sehat, dengan cara merebus, mengukus, atau menumis menggunakan bumbu alami. Hal ini untuk memastikan kandungan gizi tetap terjaga tanpa tambahan bahan yang berpotensi merugikan kesehatan anak.

Setelah selesai sesi demonstrasi masak, Ketua PKK Desa Pagersari menawarkan sebuah tantangan kepada seluruh kader di setiap dusun untuk memasak ulang resep PMT yang sudah didemonstrasikan. Hal tersebut dilakukan dengan harapan para kader dapat melakukan berbagai inovasi PMT untuk anak-anak yang ada di Desa Pagersari.

Melalui program TANGKAS, para kader posyandu dan ibu-ibu PKK mengambil langkah kecil untuk memperbaiki gizi anak melalui pemberian PMT berbahan daun kelor. Dengan asupan sehat, diharapkan dapat menciptakan generasi yang tumbuh optimal, berprestasi gemilang, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Laporkan Konten
Laporkan Akun