Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meteor Jatuh di Langit Bandung, BRIN: Bukan Sampah Antariksa

Kompas.com - 15/09/2023, 20:24 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Masyarakat dihebohkan dengan adanya fenomena diduga meteor jatuh yang melintas di langit Jawa Barat pada Kamis (14/9/2023) malam.

Peristiwa jatuhnya benda langit itu terekam kamera warga saat melesat dari ujung langit barat menuju ke arah timur. Saat semakin jatuh mendekati daratan, benda langit itu semakin menyala terang dan menghilang.

Profesor Riset Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Thomas Djamaluddin mengatakan, penampakan jatuhnya meteor itu bukan hanya terlihat secara kasat mata di Bandung, namun juga terlihat sampai Yogyakarta.

Baca juga: Bukan Meteor, Kilatan Cahaya di Langit Yogya Ternyata Sampah Antariksa

"Saya perhatikan semuanya dan kalau dirangkai itu kejadian laporan yang beredar itu pertama dari CCTV di Bandung pukul 22.55 WIB. Kemudian, ada juga video dari Kabupaten Garut dan beberapa lokasi lain, dan ada juga di Yogyakarta itu CCTV pukul 23.15 WIB. Jadi ini dalam satu rangkaian ketampakan dan waktunya sekitar pukul 23.00 WIB," ungkap Thomas saat dihubungi, Jumat (15/9/2023).

Thomas melakukan pengamatan dan mengumpulkan gambar-gambar benda langit diduga meteor itu dari berbagai sumber.

Dari hasil pengamatan, ia memastikan bahwa fenomena itu betul kejadian benda langit yang masuk ke bumi.

"Kalau dilihat dari video tersebut, makin ke arah timur itu objeknya makin terang. Jadi menunjukkan bahwa memang itu objek yang sama. Kemudian, apakah itu kemungkinan sampah antariksa, setelah saya periksa, tidak ada sampah antariksa yang jatuh pada 14 September 2023 sekitar pukul 23.00 WIB," papar Thomas.

"Jadi dilihat dari sifat fisis ketamakannya itu disimpulkan bahwa objek yang terlihat mulai dari Bandung sampai Yogyakarta itu adalah meteor terang atau sering juga disebut sebagai fireball atau bola api," imbuhnya.

Dari aktivitas yang terlihat secara fisik, meteor yang jatuh itu berukuran kecil dengan taksiran masih dalam ukuran sentimeter. Meskipun berukuran kecil, batuan yang berasal dari antariksa tersebut masuk ke planet bumi ketika berpapasan di langit.

"Batuan meteor itu ketika masuk ke bumi kemudian di ketinggian 80 kilometer baru terbakar. Bisa jadi di ketinggian 80 kilometer itu titik koordinat berada di sekitar Bandung kemudian makin rendah makin rendah atmosfernya makin rapat sehingga semakin terang dan terakhir terekam di Yogyakarta," kata Thomas.

Baca juga: Detik-detik Meteor Jatuh di Langit Garut, Warga Teriak Minta Pajero

Cahaya meteor itu kemudian hilang dari pengamatan terakhir di sekitar Yogyakarta tanpa adanya ledakan, dengan begitu diperkirakan meteor tersebut jatuh di tengah perairan Samudera Hindia.

"Meteor yang memasuki bumi, dampaknya itu kalau ukurannya besar. Kalau ukurannya kecil apalagi seperti fireball, itu paling hanya sekadar melintas dan tidak ada laporan lagi sesudah melintas Yogyakarta, jadi diduga objek tersebut jatuh di Samudra Hindia," tandasnya.

Jatuhnya meteor tersebut rupanya tertangkap kamera oleh petugas di Observatorium Bosscha. Dari gambar yang ditangkap, meteor tersebut tengah melintas dari ujung barat menyerong ke arah timur bawah.

"Kemarin malam pengamat kami sedang bekerja dan tidak sengaja melihat meteor datang dari arah tenggara. Meteor bergerak dan hilang di arah timur," ujar Staf Observatorium Bosscha Yatny Yulianty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Soal Muzdalifah, IPHI Jabar: Jangan Jadikan Jamaah Haji Kita Korban Uji Coba Sistem
Soal Muzdalifah, IPHI Jabar: Jangan Jadikan Jamaah Haji Kita Korban Uji Coba Sistem
Bandung
Dedi Mulyadi ke Geng Motor Cirebon: Mau Dipenjara atau Dipesantrenkan?
Dedi Mulyadi ke Geng Motor Cirebon: Mau Dipenjara atau Dipesantrenkan?
Bandung
Tragedi Longsor Maut, Gunung Kuda Cirebon Ditutup Total untuk Umum
Tragedi Longsor Maut, Gunung Kuda Cirebon Ditutup Total untuk Umum
Bandung
60.000 Tiket Terjual, KCIC Sediakan Parkir Inap di Stasiun Whoosh
60.000 Tiket Terjual, KCIC Sediakan Parkir Inap di Stasiun Whoosh
Bandung
Sapi Kurban di Bogor Ngamuk, Butuh Dua Jam Evakuasi oleh Tim Damkar
Sapi Kurban di Bogor Ngamuk, Butuh Dua Jam Evakuasi oleh Tim Damkar
Bandung
Dilaporkan ke Polisi soal Barak Militer, Dedi Mulyadi: Nggak Usah Ditanggapi Emosi
Dilaporkan ke Polisi soal Barak Militer, Dedi Mulyadi: Nggak Usah Ditanggapi Emosi
Bandung
Libur Panjang ke Puncak? Cek Jadwal Ganjil Genap dan Waspadai 'One Way' Mendadak
Libur Panjang ke Puncak? Cek Jadwal Ganjil Genap dan Waspadai "One Way" Mendadak
Bandung
Geng Motor Plumbon Gangster Serang Warga, Polisi Temukan Molotov dan Senjata 'Pencabut Nyawa'
Geng Motor Plumbon Gangster Serang Warga, Polisi Temukan Molotov dan Senjata "Pencabut Nyawa"
Bandung
Dedi Mulyadi Tanggapi Kritik dan 'Bully': Kita Hadapi dengan Rileks Saja
Dedi Mulyadi Tanggapi Kritik dan "Bully": Kita Hadapi dengan Rileks Saja
Bandung
Geng Motor Perusak Rumah di Cirebon Dikenakan Pasal Pidana agar Jera
Geng Motor Perusak Rumah di Cirebon Dikenakan Pasal Pidana agar Jera
Bandung
213 Orang Tewas Akibat Aktivitas Truk Tambang Parung Panjang, Pemerintah Diminta Serius Lindungi Keselamatan Warga
213 Orang Tewas Akibat Aktivitas Truk Tambang Parung Panjang, Pemerintah Diminta Serius Lindungi Keselamatan Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Apresiasi Polisi yang Sigap Tangani Geng Motor di Cirebon
Dedi Mulyadi Apresiasi Polisi yang Sigap Tangani Geng Motor di Cirebon
Bandung
Polisi Cirebon Tangkap 9 Geng Siluman, Kapolresta: Masya Allah Kecil-kecil Kau Sudah Jadi Gengster
Polisi Cirebon Tangkap 9 Geng Siluman, Kapolresta: Masya Allah Kecil-kecil Kau Sudah Jadi Gengster
Bandung
Putusan MK Wajibkan Sekolah Gratis, Pemkab Bogor Sudah Lebih Dulu Biayai Siswa Miskin di Swasta.
Putusan MK Wajibkan Sekolah Gratis, Pemkab Bogor Sudah Lebih Dulu Biayai Siswa Miskin di Swasta.
Bandung
Penerapan Jam Malam di Bandung, Farhan: Masih Ada Pelajar Nongkrong di Gang
Penerapan Jam Malam di Bandung, Farhan: Masih Ada Pelajar Nongkrong di Gang
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau