Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Pentingnya Skrining Rutin

Kompas.com - 15/08/2025, 11:08 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Presenter dan komedian Nina Carolina, atau lebih dikenal dengan Mpok Alpa, meninggal dunia pada Jumat (15/8/2025) pagi setelah tiga tahun berjuang melawan kanker yang ia rahasiakan dari publik.

Kabar duka ini disampaikan oleh rekan kerjanya, Irfan Hakim, dalam program FYP Trans TV.

“Hari ini, Jumat 15 Agustus 2025, Mpok Alpa telah meninggalkan kita semuanya karena sakit,” ujarnya, seperti diberitakan Kompas.com sebelumnya.

Raffi Ahmad, yang juga menjadi rekan Mpok Alpa, menambahkan bahwa almarhumah tidak ingin merepotkan orang lain sehingga memilih untuk menyembunyikan kondisinya.

Baca juga: Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Sempat Tiga Tahun Sembunyikan Penyakitnya

Kanker masih jadi ancaman serius

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang merujuk pada Globocan 2022, kanker menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Lebih dari 396 ribu kasus baru terdeteksi setiap tahun, dengan angka kematian mencapai 234 ribu jiwa.

Kanker dapat menyerang siapa saja, termasuk mereka yang terlihat sehat dan aktif.

Beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru, sering kali baru terdeteksi saat stadium lanjut, sehingga mengurangi peluang kesembuhan.

Gejala yang perlu diwaspadai

Masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikan gejala yang dapat menjadi tanda awal kanker, di antaranya:

  • Benjolan yang tidak wajar di tubuh
  • Perubahan bentuk atau warna kulit
  • Batuk atau suara serak yang tak kunjung sembuh
  • Penurunan berat badan drastis tanpa sebab jelas
  • Perubahan pola buang air besar atau buang air kecil

Jika gejala ini berlangsung lebih dari dua minggu, pemeriksaan medis segera diperlukan.

Baca juga: Kasus Kanker Serviks Masih Tinggi, Vaksinasi HPV Diperluas Hingga ke Sekolah

Pentingnya deteksi dini

Deteksi dini kanker dapat dilakukan melalui skrining rutin, seperti pap smear untuk kanker serviks, mammografi untuk kanker payudara, atau pemeriksaan low-dose CT scan untuk kanker paru pada kelompok berisiko tinggi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), deteksi dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 90 persen pada beberapa jenis kanker.

Kasus Mpok Alpa menunjukkan bahwa kanker sering kali tidak terlihat dari luar dan dapat disembunyikan oleh penderitanya.

Hal ini menjadi pengingat penting untuk lebih terbuka terhadap kondisi kesehatan, terutama kepada keluarga dan tenaga medis, agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau