Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Hubungan Jerawat Hormonal dan Siklus Menstruasi

Kompas.com - 28/05/2025, 15:03 WIB
Nuril Laili Azizah

Penulis

KOMPAS.com - Jerawat yang muncul menjelang menstruasi bukanlah kebetulan, banyak wanita mengalaminya sebagai bagian dari perubahan hormonal bulanan.

Meskipun umum terjadi, jerawat hormonal sering kali terasa membandel dan sulit dikendalikan.

Memahami bagaimana setiap fase siklus menstruasi memengaruhi kulit, kamu bisa mengambil langkah proaktif untuk mencegah dan mengatasi jerawat dengan lebih efektif. 

Simak penjelasan tentang hubungan jerawat hormonal dan siklus menstruasi, dikutip dari laman Byrdie.

Baca juga: 4 Cara Probiotik Membantu Menghilangkan Jerawat secara Alami

1. Peran hormon dalam jerawat

Fluktuasi hormon, terutama androgen seperti testosteron, memainkan peran kunci dalam produksi sebum (minyak kulit).

Peningkatan kadar androgen merangsang kelenjar sebaceous untuk menghasilkan lebih banyak sebum yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Treatment Jerawat

2. Fase siklus menstruasi dan dampaknya pada kulit

  • Fase Folikular (Hari 1–13): Dimulai pada hari pertama menstruasi, kadar estrogen meningkat secara bertahap, membantu mengurangi produksi minyak dan meningkatkan elastisitas kulit.
  • Ovulasi (Sekitar Hari 14): Estrogen mencapai puncaknya, dan terjadi lonjakan testosteron singkat. Beberapa wanita mungkin mengalami peningkatan minyak, tetapi kulit umumnya tetap relatif bersih.
  • Fase Luteal (Hari 15–28): Setelah ovulasi, progesteron meningkat, menyebabkan kulit membengkak dan pori-pori menyempit, menjebak minyak. Menjelang menstruasi, penurunan progesteron dan dominasi androgen meningkatkan produksi minyak, memicu jerawat.
  • Menstruasi (Hari 1–5 Siklus Baru): Hormon mereset, tetapi peradangan dari jerawat pramenstruasi mungkin masih terlihat.

Baca juga: 6 Bahan Alami Aman untuk Mengobati Jerawat Saat Hamil

3. Ciri-ciri jerawat hormonal

Jerawat hormonal sering muncul di area bawah wajah seperti dagu dan rahang, terutama menjelang menstruasi.

Jerawat ini biasanya bersifat inflamasi dan dapat berupa kista yang dalam dan nyeri.

Baca juga: Asam Sitrat dalam Skincare, Rahasia Kulit Cerah dan Bebas Jerawat

4. Strategi pengelolaan jerawat hormonal

Rutinitas Perawatan Kulit yang Konsisten, gunakan pembersih lembut dan pelembap nonkomedogenik.

Produk dengan asam salisilat atau benzoyl peroxide dapat membantu membuka pori-pori.

Pertimbangkan terapi hormonal seperti Pil KB atau terapi hormonal lainnya dapat membantu menstabilkan fluktuasi hormon yang memicu jerawat.

Baca juga: 3 Alasan Perlu Mengobati Jerawat di Klinik Kecantikan

Pola makan sehat dan hidrasi, meskipun tidak ada makanan spesifik yang menyebabkan jerawat, diet kaya makanan utuh dan rendah gula olahan dapat mengurangi peradangan. Minum cukup air mendukung kesehatan kulit.

Hindari memencet jerawat, ini dapat memperburuk peradangan dan menyebabkan bekas luka.

Konsultasi dengan profesional kesehatan, jika jerawat parah atau persisten, konsultasikan dengan dokter kulit atau ginekolog untuk perawatan yang disesuaikan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau