KOMPAS.com – “Frekuensi BAB (buang air besar) yang dianggap normal adalah antara tiga kali sehari sampai tiga kali seminggu,” tutur Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi kepada Kompas.com, Jumat (6/6/2025).
Dr. Santi menuturkan, frekuensi BAB setiap orang memang berbeda. Namun, normalnya seseorang harus BAB setidaknya seminggu tiga kali.
Baca juga:
Selain itu, proses BAB pun harus bisa dilakukan tanpa rasa sakit saat mengejan, dan tanpa mengejan secara berlebihan.
Jangan lupa perhatikan bentuk tinja. Menurut Santi, tinja yang normal berbentuk seperti sosis. Kemudian, teksturnya padat atau lembut dan warnanya kuning atau kecoklatan.
“Kondisi susah BAB dengan frekuensi kurang dari tiga kali seminggu adalah susah BAB atau sembelit, yang juga disebut sebagai konstipasi,” tutur dia.
Namun, bagaimana jika frekuensi BAB tidak menurun, tetapi BAB terasa tidak tuntas?
“Tetap digolongkan sebagai konstipasi,” ujar Santi.
Baca juga:
Ada beragam gejala konstipasi yang perlu diperhatikan, selain frekuensi BAB kurang dari tiga kali seminggu dan BAB tearsa tidak tuntas.
Di antaranya adalah tinja yang dikeluarkan kering, keras, dan bergumpal. Kemudian, ukuran tinja sangat besar atau sangat kecil.
“Mengejan seperti ada yang menghambat keluarnya tinja, rasa mengganjal di rektum atau sekitar anus, kembung, mual, dan tidak nafsu makan,” kata Santi.
Untuk mengatasi konstipasi, perbanyak konsumsi serat dari buah dan sayuran, serta minum air putih yang cukup.
Normalnya, manusia perlu mengonsumsi air putih sebanyak dua liter sehari.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram