KOMPAS.com - Dalam menjalin hubungan, green flag atau tanda positif yang sering dicari pada pasangan adalah baik, bisa berkomunikasi dengan jelas, konsisten, dan meminta maaf ketika berbuat salah.
Kendati demikian, ada satu sifat yang ternyata juga green flag, dan bahkan bisa membuat hubungan semakin langgeng, yaitu kemampuan untuk mengubah pikiran atau pandangan.
Psikolog asal Ameria Serikat bernama Mark Travers menjelaskan, kemampuan ini bukan sekadar perilaku yang mendasar.
"Kemampuan ini mencerminkan sifat-sifat psikologis yang lebih dalam, yang membentuk cara seseorang menjalani hubungan," tutur dia dalam artikelnya di Forbes, Senin (27/10/2025).
Baca juga: Red Flag Vs Green Flag, Ketahui Tanda Hubungan Kamu Sehat atau Toxic
Ada pasangan yang terbuka terhadap perspektif baru, bersedia mengakui kesalahan, dan mampu beradaptasi.
Tiga hal tersebut menunjukkan kualitas-kualitas kunci yang mendorong hubungan menjadi langgeng, serta mendorong pertumbuhan bersama.
Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan bagaimana sumber daya digunakan untuk memproses dan menangani informasi dalam lingkungan yang dinamis dan terus berubah.
"Pasangan yang memiliki sifat ini dapat beradaptasi terhadap perubahan dan cenderung tidak menganggap perselisihan sebagai ancaman," jelas Travers.
Mereka justru menganggap perselisihan sebagai peluang untuk menyempurnakan pemahaman mereka.
Baca juga: Pasangan Takut Menikah? Begini Cara Menghadapinya Menurut Psikolog
Ilustrasi pasangan.Ketika seseorang sangat defensif, mereka memandang kesalahan sebagai kelemahan pribadi atau serangan terhadap harga dirinya.
Namun, mereka yang mampu mengakui kesalahan, tidak membiarkan ego menghalangi kemauan mereka untuk belajar dan berkembang.
"Ailh-alih berpegang teguh pada pandangan yang sudah kuno, mereka memahami bahwa pertumbuhan terjadi ketika kamu terbuka terhadap informasi baru dan umpan balik yang konstruktif," kata Travers.
Baca juga: Menyelesaikan Konflik di Malam Hari Memperburuk Masalah, Ini Alasannya
Pola pikir berkembang adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan yang bisa dikembangkan melalui usaha dan pembelajaran.
"Dalam hubungan, pola pikir ini berarti pasangan terbuka untuk mengembangkan diri dan bersedia bertumbuhbersamamu," ucap Travers.
Kesulitan untuk mengubah pikiran atau pandangan sering bermula dari rasa tidak aman. Seseorang merasa takut bahwa perbedaan pendapat atau mengakui kesalahan akan mengurangi harga diri seseorang.
"Akan tetapi, individu yang aman secara emosional tidak memandang perspektif baru seagai serangan pribadi," jelas Travers.
"Sebaliknya mereka dapat terlibat dalam dialog terbuka, mempertimbangkan sudut pandang alternatif, dan menyeesuaikan pendirian mereka jika diperlukan tanpa merasa terancam," sambung dia.
Baca juga: Cegah Konflik, Ini Pentingnya Skrining Psikologis Sebelum Menikah
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang