Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Syarif, Bocah 8 Tahun yang Pandu Pengunjung Saksikan Gerhana Matahari di TIM

Kompas.com - 20/04/2023, 17:04 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bocah cilik bernama Syarif (8) ikut serta dalam kegiatan di Taman Ismail Marzuki hari ini saat momen gerhana matahari. 

Bukan sebagai pengunjung, Syarif justru menjadi pemandu para pengunjung yang ingin menyaksikan momen tersebut. 

Meski masih berusia 8 tahun, Syarif sudah tergabung sebagai anggota Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ).

Kepada Kompas.com, dia antusias bercerita tugasnya dalam mengatur teleskop untuk membantu pengunjung yang ingin melihat gerhana.

“Di sini aku ngelakuin balancing (penyeimbangan) teleskop, merakit, dan mempersiapkan teleskop,” kata Syarif, sumringah.

Baca juga: 2.500 Orang Saksikan Gerhana Matahari Hibrida di Planetarium TIM, Pengelola: Kirain Sepi karena Mudik

Bocah asal Pondok Bambu itu mengaku bisa mengoperasikan teleskop sejak usianya masih balita.

“Jelas bisa (pakai teleskop). Aku punya di rumah. Bisa dibilang diajarin sama orangtuaku,” tutur dia.

Sambil diwawancara, Syarif menunjukkan bagian-bagian yang ada pada teleskop.

“Ini slow motion buat gerakinnya dikit kecil. Ini juga slow motion, arahnya beda-beda. Ini untuk belokan, ini untuk atas bawah. Kalau ini untuk lihat, tapi enggak boleh dipegang karena nanti bisa berubah posisinya,” papar Syarif sambil menggerakkan teleskop yang dijaganya, teleskop nomor lima.

Baca juga: Saksikan Gerhana Matahari Hibrida dari Planetarium TIM, Warga: Senang, Biasanya Lihat di TV Doang

“Ini tabung pertama, ini eye-piece, ini untuk pengatur fokus, ini bandul dan batang bandul,” sambung dia.

Syarif telah hapal kebanyakan dari bagian-bagian teknis teleskop tersebut.

“Ini diimpor dari Eropa yang ada bintang polaris. Biasanya ini diarahin ke bintang polaris teropongnya,” jelas Syarif.

Syarif mengaku senang dapat menjadi bagian dari kegiatan menyaksikan fenomena alam di TIM itu. 

Sekitar 2.500 orang menonton gerhana matahari hibrida di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (20/4/2023). Jumlah tersebut melampaui perkiraan pengelola.

“Seperti kita ketahui, antusiasmenya cukup tinggi. Malah justru kami kira sedikit karena mendekati orang pada mudik,” kata Humas Planetarium Jakarta Eko Wahyuwibowo kepada awak media di lokasi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau