Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Negara Bagian Terkaya di AS Muak dengan Kebijakan Tarif Trump

Kompas.com - 18/04/2025, 13:24 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kebijakan tarif dalam lanjutan Perang Dagang yang dimulai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump rupanya tak hanya mengacaukan perdagangan global, tapi juga menuai banyak penolakan di dalam negeri.

Baru-baru ini, pemerintah Negara Bagian California jadi institusi resmi AS pertama yang melawan kebijakan Donald Trump. Negara bagian yang berpusat di Kota Sacramento ini bahkan menggugat Trump ke Pengadilan Federal.

Gubernur California Gavin Newsom mengklaim daerah yang dipimpinnya sangat dirugikan secara ekonomi dari perang tarif yang dilakukan Donald Trump. Daya beli warga hingga kegiatan perdagangan pelaku usaha di California yang sangat mengandalkan ekspor kini babak belur akibat perang dagang.

"Tarif yang tidak sah dari Presiden Trump menimbulkan kekacauan pada rumah tangga, bisnis, dan ekonomi California," ucap Newsome dikutip dari situs resmi pemerintah Negara Bagian California, Jumat (18/4/2025).

Baca juga: Muak dengan Perang Dagang, Negara Bagian California Gugat Donald Trump

Menurut Newsome, sebenarnya banyak warga negara dan pelaku usaha yang sudah sangat menderita akibat kebijakan perang tarif Donald Trump. Namun mereka memilih pasrah lantaran tak memiliki cukup kekuatan untuk melawan rezim pemerintahan saat ini.

"(Perang dagang) menaikkan harga-harga dan mengancam lapangan pekerjaan. Kami membela orang-orang Amerika yang tidak mampu membiarkan kekacauan ini terus berlanjut," tegas Newsom.

Dalam gugatannya, pemerintah Negara Bagian California menganggap Donald Trump menyalahgunakan Undang-undang Kewenangan Darurat Ekonomi Internasional (International Economic Emergency Powers Act/IEEPA).

Dalam UU yang dipakai Donald Trum itu, dianggap sudah mengakibatkan kerugian langsung dan tidak dapat diperbaiki bagi California.

Gugatan hukum tersebut menyatakan bahwa Presiden Trump tidak memiliki kewenangan untuk mengenakan tarif secara sepihak terhadap Meksiko, China, dan Kanada.

Penggunaan UU IEEPA oleh Presiden AS untuk memberlakukan tarif adalah tindakan yang melanggar hukum dan belum pernah terjadi sebelumnya.

IEEPA memberikan wewenang diskresi kepada Presiden AS untuk mengambil tindakan tertentu jika ia menyatakan keadaan darurat nasional sebagai respons terhadap keamanan nasional asing, kebijakan luar negeri, atau ancaman ekonomi.

Baca juga: Mengapa BUMN China sangat Perkasa dan Mendunia?

California tulang punggu ekonomi AS

Sebagai informasi saja, California adalah negara bagian (state) dengan kekuatan ekonomi terbesar di AS. Jumlah Produk domestik bruto (PDB) California adalah yang tertinggi dibanding 49 negara bagian lainnya di Negeri Paman Sam.

PDB California mencapai 3,9 triliun dollar AS pada tahun 2023, yang berarti 50 persen lebih besar dari PDB negara bagian terbesar kedua di negara tersebut, Texas.

Selama puluhan tahun California menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional dan juga mengirimkan lebih dari 83 miliar dollar AS lebih banyak sebagai penerimaan negara ke pemerintah federal daripada yang diterimanya dalam bentuk pendanaan federal (mirip transfer pusat ke daerah di Indonesia).

California adalah produsen hasil komoditas pertanian besar di negara tersebut sekaligus merupakan pusat produksi manufaktur di Amerika Serikat, dengan lebih dari 36.000 perusahaan manufaktur yang mempekerjakan lebih dari 1,1 juta penduduk California.

Halaman:


Terkini Lainnya
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau