NEW YORK, KOMPAS.com - Semakin banyak warga Amerika Serikat (AS) yang meninggalkan emas dan beralih ke Bitcoin (BTC). Sekitar 14 persen populasi kini memilih mata uang kripto tersebut, melampaui jumlah pemilik emas, yang merupakan aset safe haven tradisional.
Menurut laporan riset dari River, sekitar 49,6 juta warga Amerika telah mengadopsi Bitcoin, dibandingkan dengan 36,7 juta yang memiliki emas per Mei 2025.
Yang mencolok, warga Amerika kini menyumbang 40 persen dari total pemilik Bitcoin secara global. Pergeseran ini terjadi seiring dengan semakin diterimanya mata uang digital dalam regulasi di Amerika Serikat.
Baca juga: Robert Kiyosaki Sebut Bitcoin Lebih Unggul Dibanding Emas, Apa Alasannya?
Seperti dikutip dari Finbold, riset tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan Bitcoin di AS melintasi berbagai lapisan sosial ekonomi, dengan pengaruh yang minim dari ras, agama, pendapatan, maupun afiliasi politik.
Kepemilikan tersebar di seluruh spektrum pandangan politik, terutama di kalangan mereka yang mengidentifikasi diri sebagai netral secara politik.
Namun, kepemilikan ini tetap lebih umum di kalangan pria dan kelompok usia yang lebih muda.
Secara spesifik, 40,5 persen pemilik Bitcoin adalah pria berusia 31 hingga 35 tahun, diikuti oleh 35,9 persen pria berusia 41 hingga 45 tahun. Sebaliknya, hanya 13,4 persen pemilik Bitcoin adalah perempuan, menunjukkan adanya kesenjangan gender yang signifikan.
Peralihan dari emas ke Bitcoin secara signifikan mengubah cara warga Amerika menyimpan nilai dan membangun kekayaan.
Ketika peran emas mulai memudar, Bitcoin muncul sebagai investasi arus utama, menawarkan kemudahan dalam kepemilikan, penyimpanan, dan transaksi berkat sifatnya yang digital.
Selain itu, perubahan regulasi terbaru telah membuat Bitcoin lebih mudah diakses melalui produk keuangan seperti exchange-traded fund (ETF) berbasis spot, yang turut mempercepat adopsi.
AS kini memegang 63,3 persen dari cadangan Bitcoin milik pemerintah di seluruh dunia, lebih dari dua kali lipat dari pangsa cadangan emas globalnya yang mencapai 29,9 persen.
Sebagai perbandingan, China hanya memiliki 4,8 persen dari cadangan Bitcoin global dan 8,4 persen dari cadangan emas global.
Meski begitu, status emas sebagai aset safe haven tetap penting, terutama mengingat performanya yang kuat di tahun 2025. Logam mulia ini mengalami peningkatan arus modal seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat ketegangan perdagangan.
Sementara itu, Bitcoin terus diperdagangkan di atas angka 100.000 dolllar AS dalam usahanya mencetak rekor tertinggi baru.
Nah bagaimana dengan Indonesia? Apakah terjadi pergeseran jgua dari emas ke Bitcoin?
Baca juga: 10 Tambang Emas Terbesar di Dunia, Dua Ada di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.