JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Jakarta menyatakan mendukung digitalisasi pasar di Jakarta.
Perseroan mendukung penyelenggaraan Lomba Digitalisasi Pasar yang dimulai dengan kegiatan Launching Lomba Digitalisasi Pasar.
Lomba Digitalisasi Pasar digagas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melalui kolaborasi antara Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) DKI Jakarta, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Perumda Pasar Jaya.
Baca juga: Apa Penyebab Rendahnya Penggunaan QRIS di Pasar Tradisional?
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong percepatan transformasi digital, khususnya dalam sistem pembayaran di pasar-pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya.
Direktur Utama Bank Jakarta Agus H Widodo menyatakan, digitalisasi pasar tradisional menjadi bagian penting dari pembangunan ekonomi perkotaan yang modern dan inklusif.
“Bank Jakarta melihat digitalisasi pasar sebagai momentum untuk menghadirkan ekosistem transaksi yang lebih efisien, transparan, dan terjangkau. Kami mendukung penuh program ini sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi lokal Jakarta,” ujar Agus dalam siaran pers, Selasa (22/7/2025).
Sebagai peserta pada aspek digitalisasi perbankan, Bank Jakarta ditugaskan mendampingi empat pasar yang telah ditentukan berdasarkan pemetaan kelas pasar dan jumlah tempat usaha (TU), yakni Pasar Mayestik (Kelas A) – 1.516 TU; Pasar Koja Baru (Kelas B) – 1.056 TU; Pasar Cengkareng (Kelas B) – 1.065 TU; dan Pasar Pondok Bambu (Kelas C) – 375 TU.
Baca juga: Intip Modern-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS
Total tempat usaha yang akan dilayani Bank Jakarta dalam program ini mencapai 4.012 TU.
Pada aspek perbankan, Bank Jakarta akan dinilai dalam tiga kategori utama, yaitu Literasi Terbaik dan Teraktif (periode penilaian 21 Juli sampai 9 Agustus 2025), Akses Keuangan Termasif (periode penilaian Januari sampai 9 Agustus 2025), dan Digitalisasi Keuangan Terbaik.