Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpar soal Kasus Penipuan Wisatawan di Labuan Bajo

Kompas.com - 27/07/2025, 17:23 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengimbau wisatawan yang akan berkunjung ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk selalu mengandalkan informasi dari sumber resmi dan terpercaya guna menghindari penipuan.

"Kami mengimbau agar pengunjung atau wisatawan yang mau berlibur ke Labuan Bajo, tolong cek informasi-informasi yang dapat diandalkan, yang terpercaya, sehingga tidak kecewa,” kata Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Frans Teguh, seperti dikutip dari Antara, Minggu (27/7/2025).

Hal tersebut disampaikan menyusul kasus dugaan penipuan oleh sopir terhadap wisatawan asal Inggris, Mattew (35), yang terjadi pada Minggu (20/7/2025).

Baca juga: Kemenhub dan KAI Bahas Pengadaan Kereta untuk Reaktivasi Jalur di Stasiun Labuan Banten

Frans menjelaskan, wisatawan bisa memperoleh informasi akurat dari pemerintah daerah, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), atau agen dan travel resmi yang direkomendasikan.

"Juga bisa ditanyakan lebih lanjut rekomendasi agen, travel atau mitra yang bisa membantu penyelenggaraan wisata di Labuan Bajo," ujar Frans Teguh yang pernah menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF.

Dia menyebutkan, pariwisata merupakan bisnis kepercayaan dan prinsip kepercayaan itu berdasarkan informasi secara komprehensif dari media yang kredibel dan sumber-sumber yang terpercaya.

Sehingga, lanjut dia, para wisatawan sebelum melakukan aktivitas diminta untuk membekali diri dengan informasi terkini dan berasal dari sumber yang yang terpercaya.

"Ada persepsi atau sentimen di Labuan Bajo ini kayaknya kok tidak aman, padahal harus dibedakan ada kasus yang mungkin dipicu oleh ketidakcermatan pengunjung untuk mendapatkan informasi-informasi yang lebih utuh terkait dengan aktivitas wisata selama ada di Labuan Bajo. Apalagi kalau yang menyangkut transaksi pembayaran atau informasi mengenai biaya dan lainnya," kata Frans Teguh.

Ia menegaskan, kesalahpahaman atau persepsi negatif kerap muncul karena wisatawan tidak cermat dalam mencari informasi, terutama terkait biaya, transaksi, dan aktivitas selama di lokasi wisata.

Dalam era banjir informasi dan pascakebenaran, lanjut Frans, kabar palsu kerap mendominasi ruang publik, sehingga penting bagi wisatawan untuk melakukan verifikasi dan cek silang terhadap informasi yang diterima.

"Kami berharap bahwa kita juga memperhatikan aspek-aspek yang terkait dengan kenyamanan, keamanan pengunjung, lalu tanggung jawab kita dalam pengelolaan. Tapi satu sisi kita berharap informasi yang kita sajikan juga informasi-informasi yang terpercaya, sehingga wisatawan mendapatkan satu informasi yang valid yang bisa dipakai, bisa digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan di Labuan Bajo," katanya

Sebelumnya Kepala Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat AKP Lufthi Darmawan Aditya menyatakan kasus dugaan penipuan di Labuan Bajo terhadap wisatawan asal Inggris, Mattew (35), berakhir damai pada Rabu (23/7/2025).

Keputusan tersebut diambil setelah para terduga pelaku menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada wisatawan mancanegara itu dan korban telah menyatakan tidak akan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.

Baca juga: Kasus Wisatawan Inggris Ditipu Sopir di Labuan Bajo Berakhir Damai, Pelaku Minta Maaf

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau