Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Mobil Listrik China Lebih Banyak Bangun Pabrik di Luar Negeri

Kompas.com - Diperbarui 18/08/2025, 22:03 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, industri mobil listrik China menggelontorkan lebih banyak dana untuk pembangunan pabrik di luar negeri dibandingkan di dalam negeri.

Laporan terbaru konsultan asal Amerika Serikat, Rhodium Group, yang dirilis Senin (18/8/2025) menyebut, mayoritas investasi tersebut diarahkan ke sektor baterai.

Sekitar 74 persen dana investasi pabrik luar negeri berasal dari proyek baterai, sementara pabrik perakitan kendaraan juga disebut meningkat pesat.

Dilansir dari CNBC, langkah ini menunjukkan strategi baru produsen mobil listrik China dalam menghadapi persaingan ketat di pasar domestik sekaligus merespons tarif tinggi di negara tujuan ekspor.

Baca juga: Laku Keras, Mobil Listrik Xiaomi Baru Dijual ke Pasar Global Mulai 2027

Pabrik Luar Negeri Jadi Strategi Ekspansi

Menurut Rhodium Group, dukungan pemerintah di negara tujuan bisa menjadi alasan utama perusahaan China membangun fasilitas produksi di luar negeri.

“Dorongan regulasi yang semakin ketat di pasar seperti Uni Eropa meningkatkan hambatan masuk dan akan mendorong lebih banyak perusahaan China untuk mendirikan operasi manufaktur lokal,” dikutip dari laporan Rhodium Group.

Data lembaga itu menunjukkan, investasi manufaktur di dalam negeri anjlok tajam pada 2024, hanya sekitar 15 miliar dollar AS, turun dari 41 miliar dollar AS pada 2023.

Sebagai perbandingan, pada 2022 nilai proyek yang diumumkan sempat mencapai lebih dari 90 miliar dollar AS.

Meski investasi luar negeri masih relatif kecil, angka itu untuk pertama kalinya “sedikit melampaui” investasi domestik pada 2024.

Baca juga: Pemerintah Bakal Evaluasi Insentif Mobil Listrik

Deretan Proyek Baru di Luar Negeri

Sejumlah proyek besar mulai beroperasi pada 2025. Great Wall Motor (GWM) baru saja meresmikan pabrik pertamanya di Brasil pada Jumat (15/8/2025) waktu setempat. Acara ini turut dihadiri Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva bersama CEO GWM Mu Feng.

Perusahaan itu bahkan dikabarkan tengah mempertimbangkan pembangunan pabrik tambahan di kawasan Amerika Latin dan akan mengambil keputusan paling cepat tahun depan.

Sementara itu, raksasa mobil listrik BYD mulai memproduksi mobil di pabrik barunya di Brasil pada Juli lalu.

Meski sempat terkena denda terkait praktik ketenagakerjaan, BYD berhasil mencatat penjualan lebih dari 545.000 unit mobil di pasar internasional hingga Juli 2025.

Jumlah ini melampaui total penjualan luar negeri sepanjang 2024 yang tercatat lebih dari 417.000 unit, dilansir dari CNBC.

Tak hanya di Brasil, produsen baterai Envision juga mengumumkan pada Juni lalu bahwa mereka telah resmi memulai produksi di pabrik pertamanya di Prancis.

Baca juga: BYD Salip Tesla, Kuasai Pasar Mobil Listrik Global

Risiko Tinggi Investasi Luar Negeri

Meski ekspansi kian agresif, laporan Rhodium Group menyoroti tingkat keberhasilan proyek pabrik luar negeri China masih rendah.

Hanya sekitar 25 persen rencana investasi pabrik mobil listrik di luar negeri yang benar-benar terealisasi.

Angka ini jauh di bawah tingkat penyelesaian proyek dalam negeri yang mencapai 45 persen. Bahkan, peluang pembatalan proyek di luar negeri disebut dua kali lebih tinggi.

“Perusahaan China juga harus menghadapi kekhawatiran Beijing terkait kebocoran teknologi, hilangnya lapangan kerja, hingga risiko deindustrialisasi. Hal itu bisa memicu pengawasan lebih ketat terhadap arus investasi ke sektor strategis di luar negeri,” tulis Rhodium Group dalam laporannya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau