Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran MBG Per Hari Capai Rp 1,2 Triliun, BGN Targetkan 89 Juta Penerima di 2026

Kompas.com - 19/08/2025, 14:17 WIB
Suparjo Ramalan ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sedikitnya anggaran Rp 1,2 triliun digelontorkan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026. Angka itu kurang lebih Rp 25 triliun per bulan.

Kelompok yang diprioritaskan adalah mereka yang rentan terhadap masalah gizi, yaitu Ibu hamil, yang membutuhkan asupan gizi seimbang untuk mencegah bayi lahir stunting atau mengalami gangguan tumbuh kembang.

Ibu menyusui, karena kualitas ASI sangat dipengaruhi oleh nutrisi ibu. Dan Anak-anak dan remaja perempuan, terutama usia sekolah, yang rawan mengalami kekurangan gizi dan anemia.

Baca juga: Peringatan HUT RI, BGN Janji Tingkatkan Kualitas Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan dana MBG yang ditetapkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 sebesar Rp 335 triliun, dimana porsi terbesar atau 75 persen dari anggaran difokuskan pada intervensi makan bergizi.

“Dan untuk dana Rp 335 triliun tahun depan itu lebih banyak untuk intervensi makan berizi. Karena untuk intervensinya saja kami akan menggunakan kurang lebih Rp 1,2 triliun per hari, atau sekitar kurang lebih Rp 25 triliun per bulan,” ujar Dadan saat konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (19/8/2025).

Ia menyebut, pemerintah sudah menghitung kebutuhan anggaran MBG berdasarkan jumlah penerima manfaat. Pada 2025 target penerima manfaat adalah 82,9 juta orang.

Jika target itu berhasil tercapai sampai akhir tahun ini, maka mulai Januari 2026 jumlah penerima manfaat dipatok dari angka tersebut, bahkan ditambah hingga 89 juta orang.

Baca juga: Anggaran MBG 2026 Jadi Rp 335 Triliun, Hampir Separuh Dana Pendidikan

Hitungannya, setiap penerima manfaat akan mendapatkan makanan bergizi 20–21 hari dalam sebulan, sesuai dengan jumlah hari efektif belajar/sekolah atau hari layanan. Lalu, program berjalan selama 12 bulan penuh dalam setahun.

Artinya, beban anggaran tidak dihitung harian secara terpisah, melainkan dengan mengalikan jumlah penerima manfaat, jumlah hari layanan per bulan, dan jumlah bulan dalam setahun.

Dari skema inilah keluar angka kebutuhan dana sekitar Rp 1,2 triliun per hari, atau setara Rp 25 triliun per bulan, yang bila dikalikan setahun mencapai Rp 335 triliun.

“Karena penerima manfaatnya sudah kami asumsikan mencakup 82,9 juta. Jadi kalau akhir tahun itu 82,9 juta tercapai, maka tahun depan kami akan mulai dari awal Januari dengan melayani 82,9 juta, 20-21 hari per bulan. Kemudian 12 bulan selama setahun. Jadi hitungannya demikian,” paparnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau