JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mencatat total pasokan beras mencapai 33,9 juta ton dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Ia menjelaskan, stok beras tersebut memiliki variasi usia simpan. Beras dengan usia simpan satu bulan mencapai 318.996,35 ton, sementara stok dengan usia dua sampai tiga bulan sebesar 1,068 juta ton.
Adapun yang paling besar berada pada kelompok usia simpan empat sampai enam bulan, yakni 1,33 juta ton.
Baca juga: Bos Bulog Beberkan Stok Beras di Ritel, Susul Isu Kelangkaan dan Harga yang “Menggila”
Selanjutnya, beras dengan usia simpan tujuh hingga 12 bulan mencapai 993.481,53 ton, sedangkan stok beras yang sudah melewati usia simpan 1 tahun mencapai 194.100,84 ton.
“Usia yang di atas satu tahun adalah 194.100,84 ton, yang mana usia yang lebih dari satu tahun adalah pengadaan tahun lalu, tahun 2024,” ujar Ahmad Rizal saat rapat kerja (raker) bersama Kementerian Pertanian, Bapanas, dan Komisi IV DPR RI, Kamis (21/8/2025).
Selain soal stok, Rizal juga memaparkan realisasi pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Hingga saat ini, realisasi pengadaan gabah dan beras dalam negeri sepanjang 2025 sudah mencapai 2.846.475 ton.
Baca juga: Takut Beras Dioplos, Bulog Larang Penjualan SPHP di Grosir
Untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), penyaluran beras tercatat 230.945 ton per pukul 05.00 WIB pagi tadi.
Sementara itu, penyaluran bantuan pangan kepada masyarakat sudah mencapai 347.043 ton atau 94 persen dari target.
“Realisasi penyaluran beras SPHP sampai dengan pagi pukul 5 pagi adalah 230.945 ton dan realisasi bantuan pangan yang kami salurkan kepada masyarakat adalah 347.043 ton dengan persentase 94 persen,” paparnya.